OmiAi - Chapter 38 Bahasa Indonesia


 

Bab 38

"Aku benar-benar minta maaf."

Setelah sarapan.

Yuzuru sendirian bersama Arisa di ruang tamu, dia melakukan seiza, menundukkan kepala dan meminta maaf.

"Aku minta maaf karena kami memaksamu memasak untuk kami."

“Ah, tidak, Yuzuru-san. Kamu terlalu berlebihan. Tolong hentikan."

Wajah Arisa mendekat ke arah Yuzuru.

Arisa menatap wajah Yuzuru.

Yuzuru tanpa sadar mendongak seolah dia tersentak.

"Aku tidak keberatan sama sekali."

"Tidak, Tapi kan……"

"Aku dengan akan senang hati memasak untuk kalian karena hanya ini yang bisa kulakukan untuk membalas kebaikan kalian."

Arisa tersenyum.

Kau bisa tahu dari ekspresinya kalau dia tidak marah.

“…..Aku menghargai kamu mengatakan itu. Aku juga minta maaf atas caraku membanggakan masakanmu yang enak."

Secara umum, para ibu akan kesal ketika anak laki-laki mereka memberi tahunya bahwa menantunya adalah juru masak yang lebih baik daripada dia.

Itu adalah tindakan menambahkan minyak kedalam api dalam masalah antara ibu mertua dan menantu.

Bahkan jika ibunya yang bertanya kepada putranya, dia seharusnya tidak menjawab begitu saja.

Selain itu, Yuzuru dan Arisa tidak berniat menikah, jadi tidak ada masalah antara dia dan ibu Yuzuru.

Terlebih lagi, Yuzuru percaya kalau Sayori adalah orang yang tidak akan tersinggung oleh hal-hal seperti itu.

Itulah yang melatarbelakangi kejadian seperti ini. ……

Tetapi bahkan tanpa itu, akan lebih baik untuk tidak mengatakan apapun yang tidak perlu.

"Benar ……. Ketika aku mengetahui Yuzuru-san bicara tentang masakanku, aku merasa sedikit malu. ”

Kulit Arisa sedikit memerah dan dia menggaruk pipinya saat mengatakan itu.

Kemudian dia menatap Yuzuru dan mulai menggeliat.

“Tapi aku senang. Aku sadar kalau kamu benar-benar …… merasa seperti itu. ”

"Bukankah aku sudah sering memberitahumu kalau masakanmu enak."

“Tidak banyak orang yang akan dengan jujur memberitahu kalau masakanmu tidak enak, bukan?”

–Secara umum, mengeluh tentang makanan yang telah disiapkan seseorang untukmu adalah perilaku yang buruk.

Tentu saja, tidak ada masalah jika mengkritik makanan yang kau makan di restoran …….

Arisa memasak untuk Yuzuru secara gratis.

Akal sehat akan menentukan bahwa jawabannya pasti "enak".

“Tentu saja, aku tahu kalau Yuzuru-san tidak mengatakan ini karena ingin menyanjung. Kamu minta tambah juga. Jadi, …… itu berarti kamu menganggap masakanku begitu enak sehingga kamu ingin membual tentang itu kepada keluargamu. Ya, aku senang mengetahui hal itu. "

Kemudian Arisa menghela nafas kecil.

“Bolehkah aku sedikit curh6?”

“Tentu.”

Yuzuru mengangguk setuju.

Arisa berterima kasih padanya dengan suara memudar dan kemudian mengeluarkan unek-uneknya.

“Aku tidak tahu apakah keluargaku bisa disebut sebagai …… keluarga, mereka tidak pernah mengatakan sepatah kata pun tentang apakah masakanku enak.”

Mata Arisa terlihat sedih.

Dia memalingkan wajahnya dan berbicara dengan suara sedih.

“Aku tidak terlalu ……. Aku tidak terlalu suka memasak. Aku terpaksa melakukannya. Tidak, tidak benar jika dikatakan begitu. Aku tidak pernah disuruh memasak secara langsung. Tapi kupikir wajar bagiku memasak di rumah itu. Itu sebabnya Aku tidak bisa mengatakan tidak. "

Dia kemudian tersenyum mengejek diri sendiri.

Sangat menyakitkan melihat senyumannya saat dia menggoyangkan bahunya sedikit.

“Aku tidak ingin ada yang marah padaku. Itulah sebabnya mengapa aku belajar memasak. Ini semua tentang itu. Aku tidak melakukan itu secara sukarela atau semacamnya. … Aku hanya takut. Itu bukan sesuatu yang bisa aku banggakan. ”

Kemudian Arisa menarik napas dalam-dalam.

Lalu dia menatap Yuzuru dengan mata basah dan tersenyum.

Senyumannya sedikit tegang seolah dia mencoba memaksa dirinya untuk ceria.

“Jadi, aku sangat senang saat Yuzuru-san memujiku. Bahkan jika itu hanya sanjungan. Setelah itu, ketika aku mengetahui Yuzuru-san benar-benar menganggapnya enak, aku sangat senang sehingga aku benar-benar ingin melompat-lompat. Ini adalah pertama kalinya bagiku ……. ”

Setetes air mata mengalir dari sudut mata Arisa.

Arisa masih tersenyum.

“Aku ingin memasak untukmu, itulah yang kurasakan. Aku datang setiap minggu karena aku ingin kamu memakan masakanku. Untuk pertama kalinya, aku senang telah menjadi juru masak yang baik. Karena itulah ……. ”

"Arisa."

Yuzuru memanggil namanya dengan suara kecil.

Lalu dia memeluk Arisa, yang tampak sedikit terkejut.

Dia menempelkan wajah Arisa ke dadanya.

Arisa membiarkan Yuzuru melakukan apa yang dia mau.

Yuzuru dengan lembut membelai rambut Arisa.

"Kamu telah bekerja keras."

"…… Iya."

Untuk sementara, Arisa membasahi dada Yuzuru.

Isak tangis terdengar selama beberapa menit.

Segera Arisa mendongak dan menyeka tetesan air mata dari sudut matanya dengan jari-jarinya.

"Ini tidak bagus. …… Saat aku bersama Yuzuru-san, aku mulai menangis. ”

"Apa itu berarti ini salahku?"

Yuzuru bertanya dengan bercanda, dan Arisa terkekeh sebelum menjawab.

"Ya kamu benar. Yuzuru-san adalah orang yang jahat. …… Aku merasa seperti dimanja olehmu.”

Mungkin itu karena dia telah melepaskan unek-uneknya.

Ekspresi Arisa jadi lebih bersinar dari sebelumnya.

“Ya ampun, ini salah Yuzuru-san sampai percakapan ini keluar topik ke mana-mana.”

“Ah, maaf. …… Jadi, apa tadi yang ingin kamu katakan? ”

Ketika Yuzuru menanyakan itu, ……

Arisa mulai berteriak.

“Yah,… ..Oleh karena itu, memasak untuk Yuzuru-san itu, yah, menyenangkan. Selama aku bisa membuatmu mengatakan itu enak, aku akan memasak ...... hidangan sebanyak yang kamu mau.”

Setelah dia mengatakan itu, wajah Arisa memerah.

Dia menyadari kalau dia telah membuat pernyataan yang agak berisiko.

Dia melambaikan tangannya dengan panik dan menyangkalnya.

“Ah, kamu tahu, itu tadi! Aku bukannya akan memasakkan sup miso untukmu setiap hari mulai sekarang! ”

“Ah, ……, kamu tidak perlu memberitahuku itu, aku tahu.”

( TN: Membuat sup miso setiap hari untuk seseorang pada dasarnya adalah lamaran pernikahan untuk orang Jepang )

Yuzuru merasa wajahnya semakin panas.

Dia tidak berpikir Arisa telah melamarnya, tetapi ketika dia sangat malu, dia menjadi malu juga.

“Jika aku harus menggunakan analogi, aku akan mengatakan seperti memberi makan kucing liar. Kucing yang sedang makan itu imut, kamu tahu maksudku kan? "

"Itu hal yang mengerikan untuk dikatakan."

Aku kucing liar?

Yuzuru berteriak memprotes.

Namun, jika dilihat secara objektif, mungkin ia terlihat seperti kucing yang sedang diberi makan.

Atau lebih tepatnya, persis seperti itu.

Anehnya, analoginya tepat.

Yuzuru berpikir sendiri dan merasa sedikit frustasi.

“Lagi pula, aku tidak keberatan memasak untuk Yuzuru-san. Dan aku tidak masalah memasak untuk keluargamu. Apa kamu mengerti yang aku maksud?"

"Nya!"

"Tolong berhenti bermain-main."

Dia dimarahi oleh Arisa dan meringkuk di bahunya.

7 Comments

Previous Post Next Post

Post Ads 1

Post Ads 2