OmiAi - Chapter 69 Bahasa Indonesia


 

Bab 69

Tanggal 28 Desember.

Saat itu akhir tahun.

Yuzuru dan dua temannya, Soichiro Satake dan Hijiri Ryozenji, memutuskan untuk nongkrong bersama.

Dan saat makan siang di salah satu restoran keluarga.

Yuzuru tiba-tiba mengumumkan sesuatu pada mereka, 

“Aku benar-benar jatuh cinta pada Arisa.”

Soichiro dan Hijiri saling memandang.

Kemudian…

“O-Oh…….”

“…… Sekarang, kau sudah menyadarinya?”

Akhirnya, kau menyadari kalau kau sedang jatuh cinta.

Itulah ekspresi di wajah mereka.

Tapi Yuzuru mengabaikan mereka dan terus berbicara.

"Pada Hari Natal, aku menyadari itu ... Aku tidak ingin memberikannya pada orang lain."

“Hm.”

"... Lalu, apa yang kau coba katakan pada kami?"

“Arisa adalah gadisku, jadi jangan coba-coba menyentuhnya meski tidak sengaja, oke?”

[ED Note: buset jadi bucin parah.]

Singkatnya, dia memperingatkan mereka.

Soichiro dan Hijiri adalah laki-laki dengan wajah yang cukup tampan, bahkan dari mata Yuzuru sebagai laki-laki.

Tentu saja, mereka bukan tipe orang yang akan main-main dengan “tunangan” seseorang…

Mereka mungkin berpikir kalau Arisa adalah wanita yang cantik untuk dikagumi, tapi mereka tidak ingin Arisa menjadi pacar mereka.

Tetapi…

Sepertinya ketika orang jatuh cinta, bahkan hal-hal yang paling sepele pun akan mengganggunya dan membuatnya cemburu.

Yuzuru tidak bisa tidak memperingatkan mereka.

“Kau tidak perlu memberitahuku… Aku sibuk mengurus Ayaka dan Chiharu. Jangan khawatir.”

Soichiro mengatakan itu dengan ekspresi tenang.

'Aku ingin tahu apa orang ini akan ditikam sampai mati', pikir Yuzuru dan Hijiri.

“Aku juga tidak akan main-main dengan gadis temanku, tapi… jika aku melakukannya, apa yang akan terjadi?”

Setengah bercanda. 

Hijiri bertanya pada Yuzuru dengan nada agak main-main.

“Aku tidak akan pernah memaafkanmu.”

"Kau membuatku takut! Jangan katakan itu dengan suara rendah!”

Yuzuru bercanda, tapi suaranya keluar lebih rendah dari yang dia harapkan.

Lagipula, dia tidak bisa bercanda tentang perasaannya.

Sekali lagi, Yuzuru bersumpah kalau dia akan memastikan Arisa menjadi miliknya.

"Jadi apa yang akan kau lakukan? Apa kau akan bertanya ... 'Tolong jadilah pacarku' atau sesuatu seperti itu? Walaupun kau tunangannya?”

“……Yah, itu pasti aneh kalau kau menembaknya.”

Apa yang membuat mereka bingung adalah hubungan antara Yuzuru dan Arisa, yang pada kenyataannya, mereka memang bertunangan.

Mereka bukan hanya sepasang kekasih, tapi mereka sudah bertunangan dan akan menikah.

Tentu saja, keduanya akan memutuskan pertunangan itu di masa depan….atau begitulah seharusnya.

Yuzuru saat ini tidak ingin memutuskan pertunangan.

“Jika kau menyatakan perasaanmu pada Yukishiro sekarang, itu seperti memintanya untuk menikah denganmu.”

Soichiro menunjukkan itu dengan tenang.

Hubungan antara Yuzuru dan Arisa sebagai "tunangan" dibangun dengan alasan kalau mereka tidak saling mencintai.

Tapi jika premis itu dilanggar, mereka akan menjadi …. tunangan biasa.

“…. Kalau aku tidak salah, kupikir Arisa menyukaiku.”

Ketika Yuzuru mengatakan itu, Soichiro dan Hijiri mengangguk.

"Yah, sepertinya memang begitu."

“Dari sudut pandang orang luar, kalian hanyalah Baka Couple.”

[TN : Pasangan idiot]

“Tidak, kami tidak seperti itu… Yah, terserah kalian.”

Sementara Yuzuru menyesali ini, dia tidak bisa melanjutkan diskusinya dan berdebat tentang hal itu.

Jadi dia menyerah begitu saja dan melanjutkan pembicaraan.

“Tapi jika aku memintanya untuk menikah denganku …. atau dia bertanya padaku apa aku akan menikahinya…”

“Kalian masih SMA.”

"Yah, itu memang berat."

Arisa adalah gadis yang cerdas.

Itulah mengapa Yuzuru jatuh cinta padanya… Dan karena dia adalah gadis yang cerdas, dia tidak akan bertindak gegabah.

"Jika aku boleh memberi saran, lebih cepat lebih baik."

Tiba-tiba, Soichiro mulai mengatakan sesuatu seperti itu.

Seakan Soichiro sendiri sudah pernah menyatakan cintanya pada seseorang dan gagal di masa lalu.

“…… Soichiro, kau.”

"Tidak mungkin…"

“…… Yah, aku menembak Ayaka, saat natal."

Soichiro berkata begitu dengan nada tegas.

Jarak antara Soichiro dan Ayaka sangat dekat.

Mereka adalah teman masa kecil, tapi mereka bahkan lebih dekat dari itu… Mereka berdua telah mempertahankan hubungan itu sejak mereka masih anak-anak.

“Jadi, bagaimana hasilnya?”

"'Eh? Bukannya kita sudah menjadi kekasih.' … itulah yang dia katakan”

""…….""

Soichiro dan Ayaka memang sudah lama menjadi sepasang kekasih.

Sementara Yuzuru dan Hijiri mengolok-oloknya… Ayaka sendiri sepertinya menerimanya.

… Tidak, jika dipikir-pikir kembali, kata-kata dan tindakannya jelas merupakan pengakuan kalau dia adalah kekasih Soichiro.

“Ketika dia mengatakannya seperti itu, yah, itu juga masuk akal bagiku …”

“Kau tidak menyadari itu?”

"Membiasakan diri adalah hal yang menakutkan."

Yuzuru dan Hijiri tercengang…

Tapi ketika mereka memikirkannya, mereka rasa jarak itu sudah menjadi hal yang normal bagi mereka berdua sejak mereka lahir.

Karena mereka sudah menjadi kekasih sejak awal, kesadaran mereka untuk benar-benar menjadi kekasih pastilah samar-samar.

“Dan ini bagian pentingnya, oke? Lalu Ayaka memukulku.”

“…… Kenapa?”

“Kau tidak pernah ditusuk sebelumnya, jadi mengapa dia tiba-tiba memukulmu?”

Walaupun pengakuannya agak terlambat, tapi itu sekarang sudah terbayar.

Mengapa Soichiro dipukuli oleh Ayaka ketika cinta mereka sudah terpenuhi?

Yuzuru dan Hijiri memiringkan kepala mereka.

"'Apa kau benar-benar berpikir kalau aku adalah tipe wanita yang akan melakukan itu pada pria yang bukan kekasihku? kau akan melakukan hal seperti itu untuk seorang wanita yang bukan pacarmu? Kau yang terburuk! Idiot! Sampah! Penggoda! Mati!' itulah apa yang dia katakan padaku sambil marah”

“Bukankah itu sudah jelas?”

“Bisakah kau cepat mati.”

"Diam, kubunuh kalian."

Ketika Yuzuru dan Hijiri membenarkan tindakan Ayaka, Soichiro mulai kesal.

Namun…

Jika cerita Soichiro benar, maka Soichiro dan Ayaka kini sedang bertengkar dan saling menjaga jarak.

"Jadi bagaimana kau akan meminta maaf dan mati?"

“Kau ingin melakukan seppuku seperti samurai? Haruskah aku membantumu? ”

[TN: Seppuku : Menusuk perutnya sendiri dengan katana]

“Aku tidak akan mati… Aku meminta Chiharu untuk menengahi kami, jadi aku berhasil entah bagaimana. Tidak perlu mengkhawatirkan itu.”

Tampaknya dia telah melakukan sesuatu.

Yuzuru dan Hijiri merasa lega.

Setidaknya, mereka berharap teman mereka akan bahagia, meski dia seorang fuckboy. Ya walaupun dia fuckboy.

“Yah, kau tahu? Jika kau tidak ingin berakhir sepertiku, sebaiknya pastikan kau telah membuat keputusan yang tepat. Jika kau terus mencelupkan diri ke dalam air hangat hanya karena rasanya enak, kau akan berakhir seperti katak rebus.”

[TN : Peribahasa dari Jepang yang artinya memperingatkan pentingnya menangani krisis/masalah yang terus berkembang, singkatnya kalo tidak ditangani secepat mungkin, masalahnya tambah besar]

“…Aku akan mengingatnya.”

Episode fuckboy Soichiro lebih informatif dari yang diharapkan.

… Meski ketika memikirkannya kembali dengan tenang, sepertinya belum terlambat.

“Ngomong-ngomong, Soichiro. Apa yang kau rencanakan dengan Chiharu?”

“Hm? … Yah, jangan khawatir. Aku belum bisa memberi tahumu detailnya …….tapi kami akan mencari jalan keluar.”

"… Benarkah? Sebelum kau bicara pada Yuzuru tentang pelajaran yang didapat, kau harus terlebih dahulu memanfaatkan pengalamanmu, benar? ”

Yuzuru dan Hijiri sangat khawatir Soichiro akan direbus sampai mati dalam panci.


Translator: Exxod

Editor: Janaka

2 Comments

Previous Post Next Post

Post Ads 1

Post Ads 2