OmiAi - Selingan 2 Bahasa Indonesia


 

Selingan 2


+ PoV Kobayashi +
(Temen Masa Kecil Arisa)

Saat aku duduk di kelas dua.

Dia datang ke sekolahku.

Dia adalah gadis yang sangat cantik.

Aku jatuh cinta padanya pada pandangan pertama.

Saat dia duduk di sebelahku, aku sangat senang.

Aku pikir itu adalah takdir.

Dia selalu memiliki ekspresi dingin di wajahnya dan tidak terpengaruh oleh apa pun.

Tapi dia tidak pernah acuh tak acuh dan memperlakukan semua orang dengan baik dan hormat.

Ketika aku lupa buku teksku dan berusaha meminjam miliknya, dia akan melakukannya tanpa ekspresi tidak senang.

Dia adalah gadis yang baik.

Karena aku menyukainya, aku ingin mengenalnya……. 

Aku pergi untuk melihat rumahnya sekali.

Itu adalah suatu hari di musim dingin saat aku kelas empat, aku kira.

Tanpa sadar, aku memanjat tembok batu yang tinggi dan mengintip ke dalam rumah.

Saat itulah aku melihat itu.

Ibunya menampar pipinya.

Dia diseret oleh ibunya ke taman dan dilempar ke tanah.

Suara pintu kaca yang ditutup dengan kasar tak tertahankan.

Saat itu senja di tengah musim dingin, dan dia menggigil dengan hanya memakai pakaian dalam, tampak kedinginan.

Aku bergegas menghampirinya.

Aku tidak ingat ...... kata-kata apa yang aku katakan padanya saat itu.

Tidak, aku mungkin hanya berlari ke arahnya, tapi aku tidak bisa mengatakan apa-apa padanya.

Dia menatapku dengan dingin dan mengatakan satu hal.

'Jangan terlibat denganku.'

Hanya itu yang dia katakan.

Aku tidak punya pilihan selain melarikan diri.

Aku kemudian bicara dengan kakak laki-lakinya, atau lebih tepatnya sepupunya.

Aku tahu kalau dia adalah seorang gadis dalam situasi yang sangat menyedihkan.

Berasal dari keluarga biasa, aku tidak bisa membayangkan dunia seperti apa itu.

Aku ingin melindunginya, aku ingin membantunya.

Tetapi sebagai seorang anak biasa, aku tidak memiliki kekuatan untuk melakukan apa pun.

Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan sejak awal.

Namun, aku terus memikirkan apa yang bisa kulakukan untuk membantunya.

Aku berbicara dengannya dan membantunya dengan tugas-tugasnya.

Setiap kali aku melakukan itu, dia akan tersenyum indah dan berkata, 'Terima kasih'.

Aku berharap aku bisa menutup jarak di antara kami sedikit demi sedikit seperti itu.

Dan begitu aku dewasa, ……

Sementara aku memikirkan hal itu, aku berada di kelas enam.

Aku mendengar dari sepupunya kalau dia akan masuk SMP swasta unggulan.

Jadi aku meminta orang tuaku untuk mengizinkanku mengikuti ujian masuk di sekolah yang sama dengannya.

Orang tuaku mengira aku sadar akan pentingnya pendidikan, jadi mereka memberiku dukungan penuh dan mengizinkanku ke sekolah yang sama dengannya.

Entah bagaimana, aku bisa lulus.

Aku pikir jarak antara kami akan menjadi lebih dekat di SMP.

Aku yakin kalau kehidupan sekolah kami akan menyenangkan mulai sekarang.

Tapi ……

Anehnya, harapanku tidak terwujud.

Mungkin karena kami berdua sudah memasuki masa puber.

Aku mulai merasakan semacam penghalang antara pria dan wanita.

Kegiatan klub juga dipisahkan berdasarkan jenis kelamin.

Selain itu, kami kurang beruntung berada di kelas yang sama hanya sekali selama di SMP. 

Tahun ketiga SMP.

Ketika tiba waktunya untuk mengikuti ujian masuk SMA, aku mendengar kalau dia akan masuk ke SMA swasta.

Itu sekitar empat puluh sampai lima puluh menit perjalanan kereta api dari sini.

Itu adalah sekolah bergengsi yang terletak agak jauh dari sini.

Rupanya, itu …… salah satu sekolah terbaik di negara ini, tetapi ketika aku membandingkan nilaiku dengan skor ujian masuk dan skor aplikasi internal yang diperlukan untuk masuk ke sekolah itu, ada kesenjangan yang sangat besar.

Aku mencoba yang terbaik untuk masuk ke SMA yang sama. ……

Tapi itu tidak berjalan sebaik ujian masuk SMP.

Aku tinggal selangkah lagi untuk diterima, tapi aku gagal.

Aku putus asa.

Tapi dia dan aku adalah tetangga.

Aku yakin kami akan bertemu di masa mendatang.

Bukannya kami tidak punya kesempatan.

Bahkan jika kami tidak bisa melanjutkan ke SMA yang sama, alangkah baiknya jika kami bisa masuk ke universitas yang sama.

….. Namun, aku tidak begitu optimis.

Aku belajar untuk pertama kalinya bahwa begitu seseorang kehilangan kontak dengan orang lain, mereka langsung menjadi jauh satu sama lain.

Kami berpapasan satu sama lain sesekali dan mengucapkan selamat tinggal satu sama lain.

Sejauh itulah hubungan kami.

Sebulan berlalu dan itu adalah awal Mei.

Saat masa libur sekolah, aku melihatnya masuk ke mobil mengenakan kimono yang indah.

Dia memiliki ekspresi ...... yang sangat menyakitkan dan sedih di wajahnya.

Aku belum pernah melihat wajahnya seperti itu sejak aku masih di sekolah dasar.

Lebih banyak waktu berlalu, dan saat itu bulan Juli.

Dalam perjalanan pulang dari sekolah, aku melewati rumahnya dan ...... berlari ke arahnya.

Namun, situasinya sedikit berbeda dari biasanya.

Ada orang asing yang berdiri di sampingnya.

Dia sedikit lebih tinggi darinya, tampan, dan memiliki aura santai.

[ED Note: baru di sini saat di lihat melalui sudut pandang Kobayashi, Yuzuru benar-benar dideskripsikan sebagai Riajuu.]

Pada awalnya, aku pikir dia adalah kerabatnya atau saudaranya.

Karena dia terlihat terlalu dewasa untuk seorang siswa SMA.

Dia tampak sangat dewasa sehingga aku berasumsi dia mungkin seorang mahasiswa.

Karena aku tidak dapat membayangkan kalau seorang mahasiswa dan seorang gadis SMA akan memiliki hubungan satu sama lain, aku berharap kalau dia mungkin semacam tuan muda dari keluarga Amagi.

Dia memperkenalkan dirinya sebagai teman sekelasnya dengan suara dan ekspresi yang sangat tenang.

Hal pertama yang mengejutkanku  adalah dia seumuran denganku.

Namun, sekarang setelah dia menyebutkannya, jelas kalau penampilannya masih memiliki sedikit aura remaja di dalamnya.

Dia pernah menjadi siswa SMP belum lama ini, sama sepertiku.

Bahasa dan sikapnya sangat lembut dan sopan.

Dia berdiri satu langkah di belakang Arisa, berperilaku baik.

Seolah-olah dia mengikuti Arisa.

Dan dia melirik Arisa seolah-olah dia sedang memeriksa suasana hatinya, pendapatnya, instruksinya.

Dia orang jahat, pikirku.

Aku tidak ingat apa yang aku katakan setelah itu.

Satu-satunya hal yang aku ingat dengan pasti adalah aku membuat alasan yang bagus dan melarikan diri.  

Dia hanya teman sekelas.

Jadi, baginya, dia pasti hanya seorang teman pria.

Dia adalah seorang gadis yang telah ditembak oleh banyak anak laki-laki tetapi dia telah menolak semuanya.

Tidak mungkin dia akan mulai berkencan dengan pria yang hanya teman sekelasnya sekarang.

Itulah yang aku katakan pada diriku sendiri.

Meski begitu,......aku hanya bisa mengira-ngira tentang itu.

Apa dia benar-benar hanya teman sekelas?

Apa mereka berteman?

Atau mungkin, mungkin saja, ……

Memikirkannya saja membuatku sangat cemas hingga aku tidak bisa tidur.

Tapi aku tidak punya keberanian untuk bertanya langsung padanya.

Bahkan jika kami berpapasan satu sama lain, aku tidak berani berkata apa-apa.

Hari-hari itu berlalu dan ……

Akhirnya, saat bulan September.

Suatu hari, aku pergi dengan keluargaku untuk membeli beberapa pakaian.

Lalu……

Aku melihatnya.

Aku hendak memanggilnya, tapi kemudian aku melihat pria di sebelahnya.

Dia dengan senang hati memilih beberapa aksesoris pria dan ……

Dia menunjuk salah satu dari aksesoris itu dengan jarinya.

Pria itu mengangkat aksesori itu hingga ke lehernya.

Lalu dia ……

Malu-malu menurunkan matanya, tersipu, dan menggeliat, membuat gerakan dan ekspresi seolah-olah dia malu seakan dia menyukai pria itu.

Aku belum pernah melihat ekspresi seperti itu di wajahnya sebelumnya.

Dia benar-benar polos, imut, cantik, dan ...... menawan.

Aku terkejut kalau dia, yang begitu pendiam, dewasa, dingin, tenang, dan tidak pernah mengungkapkan apa yang dia pikirkan, menunjukkan emosi seperti itu di wajahnya seperti gadis normal.

Jantungku berdegup kencang.

Dadaku berdenyut-denyut.

Pria mana pun akan jatuh cinta padanya jika dia terlihat seperti itu.

Itu adalah ekspresi yang sangat menarik.

Aku sangat beruntung bisa melihatnya.

Itu akan menjadi kenangan yang akan bertahan seumur hidup.

Itu sebabnya ……

Itulah mengapa.

Sangat menyakitkan mengetahui kalau ekspresi yang dia tujukan itu bukanlah untukku.

Aku ingin berpaling.

Tapi aku tidak bisa mengalihkan pandanganku dari mereka.

Aku mendapati diriku mengikuti mereka berdua.

Mereka berdua dengan senang hati melihat-lihat aksesoris.

Sambil menunjuk perhiasan mahal yang berkilauan, dia berbicara kepada pria itu.

Aku tidak bisa mendengar percakapan mereka.

Tapi aku menduga-duga tentang apa yang mereka bicarakan dan apa yang mereka lakukan.

Mungkin dia memberi tahu pria itu tentang perhiasan favoritnya, sesuatu yang dia sukai.

Mungkin dia hanya memohon.

Mungkin dia memohon padanya untuk memberinya hadiah untuk ulang tahunnya atau Natal.

Pria itu, di sisi lain, mendengarkannya dengan ekspresi serius tapi santai.

Sesekali, ekspresi bermasalah muncul di wajahnya.

Aku sedikit terkejut dengan keegoisannya. ……

Tapi tetap saja, jika dia bertanya, maka mari kita beli.

Bukan masalah besar jika harganya cocok.

Dia memiliki ekspresi seperti itu di wajahnya, dan dia berbicara seperti itu.

...... Aku menebak begitu.

Setelah mereka pergi, aku memeriksa harga aksesori yang dia tunjuk.

...... Itu adalah harga yang keterlaluan.

Harganya sangat tinggi hingga aku tidak tahu apakah aku, yang seorang siswa SMA, mampu membelinya, bahkan kalau aku adalah seorang mahasiswa atau orang dewasa yang telah bekerja, aku masih tidak tahu.

Aku merasa tersisih.

Aku mengikuti mereka, merasa seakan aku mabuk oleh alkohol atau obat-obatan.

Mereka pergi ke area pakaian.

Dia mengambil mantel musim gugur dengan desain yang dewasa.

Kemudian dia melihat dompetnya dan menghela nafas.

Itu mungkin bukan sesuatu yang mampu dia beli dengan uang sakunya.

Kemudian dia mengatakan sesuatu kepada pria itu.

Satu atau dua kata percakapan.

Kemudian dia berbicara dengan penjaga toko dan mengenakan mantel itu.

Lalu dia berbicara lagi kepada pria itu.

Ketika pria itu mengatakan sesuatu, dia tersenyum bahagia.

Lalu ...... sedikit, aku mendengar suara.

'kamu yang membelinya, oke?'

Itulah yang dia katakan.

Dia berkata kepada pria itu, melenting dan agak keras.

Aku mengerti.

Dia memohon kepada pria itu untuk membelikannya mantel, dan pria itu menganggukkan kepalanya.

Pria itu mengeluarkan kartu kreditnya dari dompetnya dan dengan mudahnya membeli mantel bermerek yang mahal itu.

Dia menerima kantong kertas berisi mantel dari penjaga toko.

Dia memeluknya dengan gembira dengan kedua tangan.

Orang yang tidak terbiasa dengan siapa pun.

Bunga gunung yang tinggi.

[ED Note: pengandaian "bunga gunung yang tinggi" di beberapa karya lain disebut juga sebagai "bunga Takamine" atau "bunga yang tidak dapat dijangkau".]

Serigala tunggal yang cantik dan penyendiri.

Dia ...... mengibaskan ekornya pada pria itu seolah-olah dia adalah anjing atau kucing yang telah diberi makan oleh tuannya.

Pria itu perlahan mengulurkan tangannya padanya.

Dia membelai rambutnya yang indah dan halus.

Dia sepertinya tidak melawan sama sekali.

Sebaliknya, dia bahkan menikmatinya.

Matanya menyipit dan dia terlihat nyaman.

Dia benar-benar seperti anak kucing.

Aku tidak tahan melihat ekspresi bahagianya.

Jadi aku melihat wajah pria itu.

Pria itu memiliki ...... seringai liar di wajahnya.

Sepertinya dia berencana untuk melakukan sesuatu yang buruk.

Aku ingin berteriak padanya, "Jangan tertipu".

Sebenarnya aku ingin berteriak.

Tapi aku tidak punya keberanian …….

Aku merasa mual.

Ketika aku sadar, aku berada di toilet pria.

Di wastafel, membasuh wajahku.

Di cermin, seorang pria yang tampak acak-acakan ...... diriku sendiri, tercermin.

Kehidupan cintaku sudah berakhir sebelum dimulai.


Translator: Exxod

Editor: Janaka

24 Comments

  1. Njir, kukira Kobayashi cewe

    Btw F buat lu

    ReplyDelete
  2. F
    Golongan tewas duluam sebelum berperang

    ReplyDelete
  3. Lol blom join war malah too soon


    Btw thx for the chapter min, semangat TL nya

    ReplyDelete
  4. F entah kenapa gua juga sakit bacanya

    ReplyDelete
  5. Oke sip, Kobayashi anda cocok menjadi MC harem dengan latar belakang menyukai teman masa kecil(?) tapi dia kalah karena ada pria tampan, kaya dan terlihat jahat yg disukai teman masa kecilnya

    ReplyDelete
  6. Udah good looking+ gamteng + kaya ,beuh damage nya:v
    Mana ada kesempatan lu broh:v

    ReplyDelete
  7. F for Kobayashi. Walaupun ini hanya cinta satu pihak, tapi w kasihan sama lu.

    ReplyDelete
  8. Gagal dalam cinta karena ada saingan yg lebih tampan, pintar, dan kayak
    Sepertinya sebagian besar kita bisa relate dengan kobayashi, F for my boy

    ReplyDelete
  9. Akwowowo kasihan, baru masuk match udah tosoon🤣🤣

    ReplyDelete
  10. dah sudahi galau mu mari basmi land of down bersamaku

    ReplyDelete
  11. Kok rasanya agak2 risih ya didadaku ini

    ReplyDelete
  12. Gas login kobayashi lu hyper, pke hero apa aja bebas, gw roam

    ReplyDelete
Previous Post Next Post

Post Ads 1

Post Ads 2