OmiAi - Chapter 89 Bahasa Indonesia


 

Bab 89

“… Yuzuru-san?”

Di tengah memberikan pijatan.

Arisa menyadari kalau Yuzuru tiba-tiba jadi diam, Arisa memanggilnya.

Tapi tidak ada jawaban yang kembali dari Yuzuru.

Itu berarti…

"Apa kamu tertidur?"

Arisa mencoba bertanya tetapi tidak mendapat jawaban.

Dengan kata lain, dia benar-benar tertidur.

“Yuzuru-san!”

Dia memanggil lagi, tapi tidak ada jawaban.

Jadi Arisa menatap wajah Yuzuru.

“……”

Wajah Yuzuru, santai dan tertidur, terbuka dan tak berdaya.

Tidak mungkin Arisa akan melakukan apa-apa padaku. Arisa bukan ancaman atau sejenisnya.., itulah yang terlukis di wajah itu.

Arisa mencoba mencubit pipi Yuzuru.

Tidak ada tanda-tanda dia akan bangun.

"…Yuzuru-san benar-benar."

Arisa bilang dia bisa tidur, tapi dia tidak percaya Yuzuru benar-benar tertidur.

Dia begitu tidak berdaya.

Dengan pemikiran itu, Arisa mengulurkan tangan dan meletakkan tangannya di kepala Yuzuru.

Dia dengan lembut membelai rambutnya.

Tapi tetap saja, Yuzuru tidak menunjukkan tanda-tanda bangun.

“Ini salahmu, Yuzuru-san…”

Arisa sedikit gugup saat dia meraih dada Yuzuru.

Arisa bisa dengan jelas melihat melalui kemeja tipis kalau Yuzuru memiliki otot dada yang tebal.

Tunangan Arisa ternyata berotot.

“……”

Arisa, perlahan memindahkan hidungnya ke dada Yuzuru.

Dia mengendus aromanya.

Aroma sabun.

Dan ada bau keringat yang samar.

“……”

Arisa berbaring tepat di sebelah Yuzuru. 

Di depan matanya adalah wajah Yuzuru.

Untuk sesaat, pikiran untuk melakukan lelucon yang lebih ekstrim – berciuman – terlintas di benaknya, tapi dia terlalu malu untuk melakukannya.

Arisa meraih kemeja Yuzuru dan meremasnya erat-erat.

Kemudian dia menutup matanya.

Lalu…

“……?”

Tiba-tiba, Arisa merasakan sensasi aneh di kepalanya.

Seolah-olah ... seseorang dengan lembut membelai kepalanya.

Itu memberikan perasaan yang sangat hangat di hatinya.

Saat Arisa menikmati sensasi belaian itu ... tangan itu meninggalkannya.

Arisa sedikit kecewa.

Pada saat yang sama, pikirannya mulai menjadi lebih jernih.

Dia ingat kalau dia tertidur di sebelah Yuzuru, dan pada saat yang sama, dia menyadari kalau Yuzuru yang membelai kepalanya.

“……!”

Dia panik dan mencoba untuk bangun.

Tapi dia tidak bisa bangun.

Karena jari Yuzuru menyentuh pipinya.

Puni Puni.
[TN: Sfx untuk sesuatu yang kenyal saat ditekan]

Arisa merasa jari Yuzuru tenggelam ke dalam pipinya.

“……” (Jika aku bangun sekarang… Yuzuru-san pasti akan terkejut.)

Yuzuru melakukan itu karena dia mengira Arisa sedang tidur.

Sekarang, jika Arisa bangun, Yuzuru akan terkejut.

Itu akan sangat buruk.

… Sambil membuat alasan seperti itu, Arisa membiarkan Yuzuru melakukan apa yang dia inginkan.

Setelah beberapa saat, Yuzuru berhenti menyentuh pipi Arisa.

Bisakah aku bangun sekarang?

Tepat ketika dia berpikir begitu.

“…!?!?!?!?!?”

Arisa hampir berteriak.

Itu karena Yuzuru tiba-tiba menyentuh dada Arisa.

Untuk sesaat, dia mengira itu kebetulan.

Tapi itu bukan kebetulan.

Sedikit demi sedikit, dengan berani dan jelas, Yuzuru menyentuh dada Arisa dengan kuat.

Meski melalui bajunya, bukan kebetulan kalau payudaranya disentuh dengan sengaja. 

Fakta itu saja sudah cukup untuk membuat pikiran Arisa menjadi kosong.

(Yuzuru-san ... seperti yang diduga ...)

Dia seorang pria.

Arisa sekarang sangat sadar kalau kekasihnya adalah seorang pria.

Orang yang dicintainya pasti memiliki nafsu seksual.

Yuzuru memiliki minat yang kuat pada tubuh Arisa dan ingin berbuat macam-macam padanya.

Doku~ Doku~

Jantung Arisa berdetak kencang.

Kemudian, tangan Yuzuru menjadi sedikit lebih berani.

Pada awalnya, dia hanya memakai satu jari, tapi sekarang dia memakai semuanya, dan jari-jari itu masuk ke dalam payudara Arisa.

Pada akhirnya, akankah dia lebih berani lagi?

Atau akankah puncaknya…

Saat Arisa bernapas dengan kasar dan suhu tubuhnya memanas karena ketakutan, antisipasi, dan kegembiraan…

"Ah…"

Tiba-tiba, paha bagian dalamnya ditelusuri oleh tangan Yuzuru.

Sensasi kesemutan menjalar ke seluruh tubuhnya, dan Arisa merasa bulu kuduknya berdiri.

Dia hanya bisa pasrah dan membiarkan suaranya keluar.

(…Ti-Tidak!)

Dia tidak ingin Yuzuru menyadarinya.

Jika dia menyadarinya ... dia akan tahu kalau Arisa menerima perbuatannya dengan pasrah.

Arisa berharap kalau Yuzuru akan terus menganggapnya sebagai wanita yang polos dan pendiam seperti sekarang.

Dia tidak ingin Yuzuru tahu kalau dia senang dengan perbuatan Yuzuru itu.

“……”

Untunglah.

Yuzuru sepertinya tidak menyadari kalau Arisa sudah bangun.

Sebagai buktinya, dia menggoyangkan kaki Arisa dengan tangannya yang sangat berani.

(Apa Yuzuru-san menyukai kakiku…?)

Dengan tangannya yang berani.

Kedua telapak tangan Yuzuru menyentuh kaki Arisa seolah membelainya.

Sentuhannya terasa sedikit diperhitungkan.

Itu sangat nyaman dan geli pada saat bersamaan.

Terutama ketika Yuzuru menelusuri paha bagian dalamnya, Arisa hampir menjerit.

Dan…

“……”

Tiba-tiba.

Pantatnya dicengkram oleh Yuzuru.

Yuzuru meremas pantat Arisa seakan untuk memastikan itu bentuknya sempurna dengan telapak tangannya.

(A-Apa kamu suka... Te-Tempat seperti itu?)

Arisa tahu kalau beberapa pria menyukai pantat wanita.

Namun, tidak pernah terpikir olehnya kalau tunangannya, kekasihnya, memiliki ketertarikan yang kuat pada pantatnya.

Dengan lembut.

Yuzuru menyingkirkan rambut dari wajah Arisa.

Lalu.

Sesuatu menyentuh bibirnya.

Itu adalah jari Yuzuru.

Menyentuhnya dengan lembut, seolah menelusuri dan memeriksa bentuknya.

Jari Yuzuru menyentuh bibir Arisa.

Itu adalah sentuhan yang sangat lembut, tapi…

Pada saat yang sama, Arisa merasakan agresivitas dan keinginan kuat Yuzuru.

Aku akan menekan bibirku ke bibir ini.

Aku akan melakukannya.

Aku akan mengambil bibirmu.

Seakan dia membuat pernyataan seperti itu.

(T-Tidak~…)

Jantung Arisa berdebar dengan kencang.

Perasaan rindu yang intens di perut bagian bawah.

Napasnya menjadi tidak teratur secara alami.

Perlahan-lahan.

Dia merasakan bibir dan napas Yuzuru mendekat.

Dan…

“…Ini sangat buruk.”

Dia bergumam.

Nafas yang mendekat tiba-tiba menghilang.

Arisa pingsan.


Translator: Exxod

Editor: Janaka

13 Comments

Previous Post Next Post

Post Ads 1

Post Ads 2