OmiAi - Chapter 117 Bahasa Indonesia


 

Bab 117

 

"... Zu ... n."

"Yuzuru-san."

"Yuzuru-san."

"……Hmm?"

Masih setengah tidur, Yuzuru membuka matanya sedikit.

Ketika dia membuka matanya, seorang gadis dengan wajah yang tertata rapi menatap wajah Yuzuru.

"Ari ... sa?"

"Yuzuru-san, ini sudah pagi."

"Ahh...."

Yuzuru perlahan bangun dan menguap.

Lalu dia menoleh ke arah Arisa ...

"... Eh? Arisa!? ... Apa yang kamu lakukan di sini?"

"... Berapa lama kamu mau terus tidur?"

"Merupakan kemewahan untuk bisa memakan masakanmu di pagi hari."

Melihat hidangan yang tertata di atas meja, Yuzuru memujinya sepenuh hati.

Menu sarapannya adalah onigiri, sup miso, shishamo, bayam ohitashi, dan sebagainya, yang merupakan sarapan khas Jepang yang ideal.

"Bagaimana dengan jumlahnya? Jika tidak cukup, aku bisa menambahnya dengan membuat telur dadar."

"Yah, tidak apa, ini sudah cukup .... Aku tidak makan sebanyak itu di pagi hari."

"Kamu yakin ini cukup? Kalau begitu, aku akan memasak sebanyak ini untuk hari-hari berikutnya."

Mereka berdua mengatupkan tangan dan mulai sarapan.

Pertama, Yuzuru mengambil onigiri.

Isinya adalah acar plum.

plum asin dengan jumlah garam dan takaran yang tepat.

Aku mengambil onigiri karena letaknya dekat denganku ...

Yuzuru menggigit Onigiri sambil berpikir begitu.

"Onigiri isi apa yang kamu suka?"

"Isi yang aku suka? Hmm ... yang aku suka ya. Jika di toserba, mungkin aku akan membeli yang isi ikan salmon ... kalau kamu?"

"Aku suka Tuna Mayo."

“Ah… itu juga enak.”

"Sepertinya itu tinggi kalori, tapi aku tetap membelinya."

"Kebanyakan makanan lezat cenderung memeliki kalori yang tinggi."

"Kamu benar."

Sambil berbicara tentang onigiri, keduanya sarapan bersama.

Di tengah-tengah makan, mereka bertukar pendapat dan menanyakan selera masing-masing, "Mana yang lebih enak, mentaiko bakar atau mentah?" Kemudian menghabiskan sarapan.

Lalu mereka mencuci piring, menggosok gigi, ganti baju ...

"Kalau begitu, ayo pergi."

"Baik."

Dengan barang bawaan di satu tangan, mereka meninggalkan rumah.

Puluhan menit diguncang oleh kereta api.

Mereka tiba di Kenko Land yang baru dibuka.

[TN: bisa disearching di google, Kenko Land 健康ランド]

"Di luar dugaan, ternyata besar sekali."

"Bangunannya sangat megah."

Yuzuru dan Arisa bergumam sambil memandang ke atas gedung.

Ketika masuk ke fasilitas itu, mereka disambut oleh aula besar.

Aula itu memiliki aroma yang sedikit unik.

Terlihat ramai, dan ada tamu lain selain Yuzuru dan Arisa.

Meskipun terlihat ramai, bukan berarti penuh sesak dengan orang-orang.

Sepertinya tidak masalah untuk berenang.

Karena basis pelanggannya adalah orang tua dan keluarga.

Tidak banyak pasangan muda.

"Untuk jam reservasinya ... kelihatannya kita datang sedikit terlalu cepat."

"Kamu benar. Ayo kita tunggu sebentar."

Yuzuru dan Arisa duduk di sofa.

Setelah menaruh barang bawaan, mereka punya waktu luang dan menghabiskannya dengan melihat pamflet.

"Hee.. selain kolam renang, ternyata ada pemandian air panas, jacuzzi, dan sauna."

"Alat fitnes, pijat kaki, kursi pijat ... Bisakah kita mendapatkan pijat tangan jika kita melakukan reservasi?"

Selain itu, sepertinya ada fasilitas seperti food court.

Dan juga tertulis bahwa mereka kadang-kadang mengadakan acara seperti kelas yoga dan kelas renang.

"Pemandian air panas di sini ... apakah bisa masuk menggunakan baju renang?"

"Tentu saja? Sepertinya itu terhubung ke kolam renang."

"... Kalau begitu, nanti kita bisa masuk bersama."

Arisa tersenyum manis ketika dia mengatakan itu.

Doki! Hati Yuzuru berdetak kencang.

"Mumpung kita di sini, mari kita coba berbagai fasilitas lain."

"Kamu benar. Aku juga ingin mencoba fasilitas pijat."

"... Jangan lupa kalau kamu datang ke sini untuk belajar renang, mengerti?"

"... Mengerti, aku tidak lupa, 'kok."

Arisa dikejutkan oleh kata-kata Yuzuru.

Sepertinya, dia benar-benar lupa.

"Aku ingin bisa berenang 25 meter pada saat kelas renang dimulai."

"Yah, kamu memiliki keterampilan motorik yang bagus dan aku pikir kamu akan baik-baik saja ..."

"Aku tidak berpikir orang bisa mengapung di air."

"Alasanmu terdengar seperti kalimat klasik dari seseorang yang tidak bisa berenang...."

"Yah, karena memang, aku tidak bisa berenang.”

Dengan mengatakan itu, Arisa mengerucutkan mulutnya.

Tanpa sengaja, Yuzuru tersenyum pahit.

"Yah, tidak apa-apa. Setidaknya, kamu harus bisa mengapung tengah hari ini. Aku akan mengajarkanmu dengan menyentuh tangan dan kakimu."

"Aku tidak keberatan dengan menyentuh tangan dan kaki, tapi tolong jangan menyentuh yang aneh-aneh."

Arisa yang mengatakan itu, memeluk tubuhnya dengan kedua tangannya.

Yuzuru mengangkat bahunya.

"Yang aneh-aneh itu yang mana? ... Aku tidak tahu kecuali kamu mengatakannya secara spesifik."

"... Kamu ingin membuatku mengatakannya? Dasar hentai."

Arisa berkata begitu, menyipitkan matanya dan menatap Yuzuru.

"... Tidak boleh menyentuhnya sama sekali?"

"Tidak boleh ... karena ini adalah tempat umum."

"Berarti boleh kalau tidak di tempat umum, 'kan?"

"Kalau itu……"

"Bisakah kalian berhenti saling menggoda di tempat umum?"

Sambil menghela nafas, mereka mendengar suara itu.

Ketika Yuzuru dan Arisa berbalik, seorang gadis tinggi berambut hitam berdiri di sana.

"Aku sedikit khawatir dengan kunjungan kalian ke sini."

Dengan tatapan kaget, Tenka Nagiri berkata begitu.

 

Translator: Exxod

Editor: Janaka

3 Comments

Previous Post Next Post

Post Ads 1

Post Ads 2