Mamahaha no Tsurego ga Motokano datta - Volume 8 Chapter 1 Bahasa Indonesia

 Bab 1 – Cukup sulit untuk mengajak seseorang ikut


Mizuto Irido - Bertemu dengan kucing hitam

 

Aku tiba di rumah setelah nongkrong dengan Isana seperti biasa, dan aku menemukan seekor kucing hitam tertidur.

Tentu saja, aku tidak pernah memelihara hewan di rumah. Kucing ini kebetulan memiliki telinga kucing hitam, ekor, dan kostum yang seksi; itu hanya manusia yang bercosplay.

Kucing itu terlihat seolah-olah merasa hangat dari kehangatan yang ditinggalkan oleh tuannya.

Untungnya, aku mengenali orang yang tubuhnya meringkuk seperti janin itu, dan rambut hitam panjangnya tersebar di seprai.

"…Apa yang dia lakukan…?"

Aku menatap wajah adik tiriku yang tertidur, mengeluarkan suara tercengang.

Dia mengenakan rok mini, dan dada serta perutnya terbuka lebar, pakaiannya seperti baju renang. Aku bisa melihat belahan dada dan celana dalamnya jika aku mengubah sudut pandangku sedikit.

Aku memejamkan mata saat melihat paha putih memanjang dari ujung bawah rok hitamnya, dan mendesah bingung.

Apa yang terjadi di sini?

Apa yang harus kulakukan?

 

Yume Irido - Rencana Perjalanan OSIS

 

“Ngomong-ngomong, Yume-kun, apa kau punya rencana untuk libur panjang bulan depan?”

Saat itu tanggal 30 Oktober .

UTS telah usai, dan aku sedang memutuskan hadiah ulang tahun untuk Mizuto, merasa benar-benar santai ketika Ketua Kurenai bertanya padaku.

“Libur panjang? Sekarang setelah kau menyebutkannya …. ”

"Itu adalah libur tiga hari dari tanggal 21 hingga 23."

Ketua berbicara dengan suara bermartabatnya yang biasa, dengan telinga kucing yang imut di kepalanya.

Saat aku memasuki ruang OSIS hari ini, "Halloween!" Asou-senpai mengumumkan itu saat dia meletakkan ini di kepalaku. Aku tidak mengerti apa artinya pada saat itu, hari ini tanggal 30 Oktober — sehari sebelum Halloween, dan di Jepang, Halloween entah bagaimana memiliki arti lain yaitu 'hari cosplay'.

Asou-senpai, yang tampaknya tertarik dengan cosplay, menyeringai sambil mengambil berbagai kostum dari kotak kardus dan meletakkannya di dada Asuhain-san. Asuhain-san terlibat seolah-olah jiwanya telah meninggalkannya saat tubuhnya tetap di sana, dan kami menikmati kedamaian sesaat dengan mengorbankannya..

"23 ... itu Hari Thanksgiving Buruh."

[TL Note: Hari Pekerja di Jepang.]

Aku memiliki sesuatu yang penting untuk dilakukan pada hari libur lainnya di bulan November — tanggal 3.

"Aku tidak punya rencana apa-apa, memangnya kenapa?"

“Sebenarnya, aku sedang merencanakan perjalanan kecil.”

"Perjalanan…?"

Bukan saat libur panjang, tapi libur tiga hari?

“Kita tidak memiliki acara besar di bulan November, dan ini juga merupakan kesempatan untuk mengenal OSIS lebih baik. Aku memiliki beberapa koneksi keluarga yang bisa memberi kita tempat yang bagus untuk menginap. ”

“Apa maksudmu, koneksi keluarga…?”

Jenis kerabat macam apa yang dia miliki?

“Oh, kau tidak tahu Yumechi?”

Asou-senpai berkata sambil memakaikan pakaian dengan kain seperti baju renang ke Asuhain-san.

"Keluarga Suzurin itu sultan."

“Ehh….”

Imut, pintar, karismatik, dan kaya? Apakah rate gachamu begitu tinggi saat lahir?

Ketua Kurenai membuat senyum kecut dan dingin.

“Itu adalah keluarga yang merepotkan dengan banyak batasan. Namun, aku dapat melakukan beberapa hal yang tidak dapat dilakukan oleh siswa biasa karena itu, seperti membuat reservasi di penginapan kelas satu di pemandian air panas Arima.”

“Eh, pemandian air panas Arima!?”

Bukankah kau biasanya harus melakukan reservasi berbulan-bulan sebelumnya…?”

“Pemandian air panas Arima ada di Kobe, ‘kan? Agak dekat kali ini. ”

Kata Asou-senpai, yang ditentang keras oleh Asuhain-san yang tampak cemberut saat dia mencoba melepas blus yang terakhir,

"Aku pikir. Ini adalah satu jam perjalanan kereta ke sana. Uang saku siswa biasa dapat digunakan untuk pulang-pergi. ”

Kobe di Prefektur Hyogo, ‘kan? Itu tidak begitu jauh dari Kyoto.

"Kau mengatakan kali ini, jadi bagaimana dengan yang terakhir kali?"

“Ke mana kita pergi terakhir kali? Jerman?”

“Itu yang kita kunjungi dengan senpai urusan umum, ‘kan? OSIS pergi ke Hokkaido.”

Tiga siswa SMA pergi ke Jerman!? Energi macam apa yang mereka miliki…?

“Aku tidak tahu OSIS melakukan perjalanan sejauh itu …”

Mereka melakukan perjalanan menginap dengan Haba-senpai dan Hoshibe-senpai, dan masih belum ada perkembangan—

Segera, Ketua Kurenai dan Asou-senpai menatapku bersamaan.

""Apa?""

“B-Bukan apa-apa…”

Jika itu mereka berdua, tidak mungkin mereka membuat kemajuan dalam perjalanan kelompok! Ya! Itu normal! Normal!!

“…Perjalanan, ya…?”

Kalau dipikir-pikir, aku tidak ingat pernah melakukan banyak perjalanan. Ibu sibuk dan aku adalah kutu buku. Satu-satunya perjalanan yang kuingat dengan jelas adalah, mungkin perjalanan sekolah saat SD dan SMP…?

“21, 22 dan 23, ya?”

"Tepat sekali. Kita akan berangkat pada tanggal 21 dan menginap selama tiga hari dua malam.”

Aku harus pergi karena aku diundang. Selama aku pergi, ibu dan Mineaki-san bisa menghabiskan waktu berduaan, 22 November?

…Itu adalah Hari Pasangan.

Itu bisa jadi berkah tersembunyi. Jarang sekali aku bisa memberi Ibu dan Minesaki-san waktu berduaan dengan menginap di luar—dan bukan hanya aku, jika aku juga bisa menyeret Mizuto keluar rumah.

“…Erm, hanya untuk memastikan.”

“Hm? Apa?"

“Untuk perjalanan itu… bolehkah aku mengajak saudaraku?”

Aku bertanya meskipun aku merasa itu seperti orang yang tidak punya malu.

Jika Mizuto mau ikut denganku, orang tua kami bisa mendapatkan waktu berduaan.

Dan yang lebih penting…ini akan menjadi perjalanan pertama kami bersama sejak Obon ketika kami pergi ke desa.

Tentu saja, aku tidak berpikir aku bisa mengajak Mizuto ketika dia tidak memiliki hubungan dengan OSIS…!

Sementara aku memasang penghalang antisipasi di hatiku, Ketua Kurenai tersenyum.

"Tentu saja, kenapa tidak!"

Dan bukannya menolak, dia bertepuk tangan seolah-olah dia mendengar sesuatu yang bagus, dan, dan menatap Asou-senpai.

“Aku hanya berpikir akan menyedihkan jika Joe adalah satu-satunya anak laki-laki yang ikut. Sekarang setelah kau menyebutkannya, Aisa, kau harus mengundang Hoshibe-senpai juga.”

"Apa? Aku?"

"Siapa lagi? Dia sudah diterima kuliah, jadi dia harusnya punya banyak waktu luang. Yume-kun, kau harus menanyai saudaramu. Aku tidak berpikir dia akan tertarik melakukan perjalanan. Gunakan semua trikmu untuk mengajaknya.”

“T-trik, seperti…?”

Bagaimana aku melakukan itu?

Aku menatap Asou-senpai dengan pandangan bermasalah. Jika kau bertanya kepadaku, tidak mungkin Mizuto akan ikut denganku dalam perjalanan bersama teman-temanku. Bagaimana cara meyakinkannya…?

“Ada beberapa yang bagus di sana.”

Mengatakan itu, Ketua Kurenai menunjuk ke kotak kardus di sebelah Asou-senpai.

Itu adalah kotak kardus yang berisi semua jenis pakaian cosplay.

“Jika kau tidak bisa bertanya padanya secara normal, kau hanya perlu melakukan sesuatu yang tidak biasa, ‘kan?”

 

Yume Irido - Honey Trap (Secepatnya)

 

…Aku perlahan-lahan bangun dari tidur siang kecilku.

Hah? Aku ketiduran.

Kesadaranku masih kabur, dan samar-samar aku ingat apa yang terjadi tepat sebelum aku tertidur. Aku—

“…………”

Saat aku mengangkat kelopak mataku, aku melihat seseorang berdiri di sampingku.

Mizuto menatapku.

“————!”

Aku buru-buru menutup mataku lagi. Pada saat yang sama, ingatan sebelum aku tertidur teringat dengan jelas.

Ya… akhir Oktober. Aku diperintahkan untuk mengajak Mizuto dalam perjalanan OSIS, tapi itu sebelum ulang tahun pentingku... jadi aku memutuskan untuk menundanya sebentar.

Namun, sudah seminggu sejak saat itu, 'kita harus memutuskan jumlah orang yang akan datang, jadi kau harus segera mengundang'. Ketua Kurenai mendesakku untuk melakukannya, dan aku akhirnya terpaksa membuka segel item kunci yang aku tinggalkan di penyimpananku selama seminggu terakhir.

Dengan kata lain—ini adalah kostum cosplay kucing hitam yang sama terbukanya dengan pakaian renang.

Jika aku hanya akan menunjukkannya pada Mizuto dan para senior, aku bertanya-tanya apakah mungkin untuk mengenakan pakaian yang lebih terbuka yang tidak boleh kami kenakan selama festival sekolah, dan yah, itu adalah keberuntungan bahwa aku tertarik.

Dan sebelum aku menyadarinya, aku ditekan untuk mengenakan pakaian ini oleh para senior 'kami akan meminjamkan ini kepadamu, jadi kirimi kami fotonya!' 'Kau bebas menggunakannya, tapi kau akan dituduh malas jika tidak', dan aku terpojok, tanpa tempat untuk mundur.

Aku tidak ingat pernah memberi tahu para senior bahwa aku menyukai Mizuto. Asou-senpai mungkin hanya ingin melihat orang bercosplay, tapi Ketua Kurenai sepertinya tahu itu. Apakah dia mengetahuinya selama festival budaya? Atau apakah Haba-senpai, yang hebat dalam mengamati orang, melaporkannya padanya…

Bagaimanapun, aku tidak memiliki keberanian untuk menyerangnya dengan pakaian ini, jadi aku memutuskan untuk menunggu dan menyergap Mizuto setelah pulang dari sekolah. Serang saat dia terkejut, lalu gunakan aturan saudara! Rencananya adalah untuk membuatnya berjanji padaku untuk ikut dalam perjalanan itu.

Ini rencananya… tapi…

Aku duduk di tempat tidur Mizuto dan menunggu pemilik kemar kembali. Aku menatap pakaianku, gelisah, mengamati kamar tanpa alasan, dan kemudian—

Aku tidak mengingat apa-apa setelah itu.

Aku ketiduran.

K-Kenapa saat ini…! Semua rencana kecilku kacau!

Aku bahkan tidak bisa bangun karena aku secara naluriah berpura-pura tidur. Aku melewatkan kesempatanku sepenuhnya. Mataku tetap tertutup saat aku merasakan Mizuto berdiri di sampingku, hanya menatapku.

A-Apa yang harus kulakukan…!? Apa yang harus kulakukan…!?

Aku tidak bisa membuka mata, dan tidak bisa melihat keadaan rok pendekku. Stokingku tidak dalam kondisi rusak, tapi ada kemungkinan kalau ujungnya berantakan. Tubuhku terlihat jelas, ‘kan? Celana pendekku tidak keliatan, ‘kan? Aku tidak bisa menyesuaikan kakiku saat berpura-pura tidur. …!

Mau tak mau aku memperhatikan payudara dan bokongku yang tidak terlindungi. Memikirkan Mizuto yang hanya menatapku seperti ini menyebabkan rasa takut yang samar dan tak dapat dijelaskan berdegup di dadaku.

Rasanya berbeda menjadi orang yang melakukan ini. Melihat dan dilihat adalah dua hal yang benar-benar berbeda! Mizuto waspada dan berhati-hati saat aku melihatnya, tapi saat dia melihatku, seolah-olah dia sedang membelaiku dengan hasratnya—

…Tidak, tidak! Jangan bersikap seperti ayam sekarang! Aku bukanlah aku yang dulu. Aku telah dilahirkan kembali!

Memang benar ini adalah skenario kebetulan yang terjadi karena aku ketiduran. Sejak awal aku mencoba menggodanya dengan pakaian ini! Bukan aku yang dilihat di sini! Ini aku yang bertingkah seperti sedang dilihat! Aku seharusnya memamerkan ini!

Aku memikirkan Higashira-san. Succubus alami itu membuatnya lengah sepenuhnya karena dia adalah seorang teman, dan jadi eksibisionis di depan Mizuto dengan cara yang tidak seharusnya dia tunjukkan pada lawan jenis.

Aku akan meniru itu.

Aku harus bertingkah tak berdaya dan merayunya ... dan jika dia mengulurkan tangannya, di sana! Raih dia pada saat itu, dan buat dia mengatakan bahwa dia akan ikut aku dalam perjalanan itu!

Giliran Copernicus. Telur Colombus. Simpul Gordian.

Yume Irido hari ini adalah orang yang dapat melakukan comeback ini!

“…Uuuunnn…”

Aku mengerang dalam tidurku, dan membalikkan tubuhku.

Dia akan menyerang saat aku berbalik! Dari pengalamanku mengamati Higashira-san, aku tahu bahwa gerakan ini sangat seksi.

Dan, setelah mencobanya sendiri untuk pertama kalinya—aku tahu persis kenapa.

—Swoosh.

Saat aku memutar tubuhku, aku merasakan momentum.

Aku tahu bahwa payudaraku… bergetar pelan.

Aww, wah, aahhhhh!!

Dia-dia melihatnya...! Dia pasti melihatnya! Dia menatapku! Aku tahu aku pasti itu dilihat setiap kali aku melihat payudara Higashira-san memantul!!

Sudah cukup buruk lenganku berada di samping kepalaku, memperlihatkan tubuhku tanpa pertahanan. Bukannya aku merasa seperti sedang dilihat. Aku hanya merasa seperti sedang dipamerkan sementara tonjolan dadaku terbuka sepenuhnya ke langit-langit.

Dan lebih jauh lagi, saat aku berbalik, aku tidak bisa melihat keadaan rokku lagi.

Apakah kelimanku berantakan? Apakah kakiku terbuka terlalu lebar? Tapi jika aku menutup pahaku terlalu erat, dia akan tahu kalau aku sudah bangun…! Uuu, mungkin celana pendek kelihatan …! Aku yakin aku tidak memakai sesuatu yang buruk hari ini…—Mungkin sedikit dari itu tidak masalah…?

Saat itulah kepalaku mulai berputar.

Droop, dan,

Dia menusuk pahaku yang telanjang dengan jarinya.

Eh…? Eh? Ehh!?

Dia-dia menyentuh!? Mizuto!? Bagaimanapun, itu adalah Mizuto! Kupikir ini akan berakhir lancar! 

Apa karena aku tertidur? Dia biasanya sangat menjaga jarak dan tidak tertarik setiap kali aku bangun, tapi ketika dia tidak dilihat, dia berubah menjadi binatang!? P-Pengecut! Mu-Muttsurini! Tidak berguna!

Pegas tempat tidur berderit.

Mizuto meletakkan lututnya di tempat tidur. Dan kemudian, dia meletakkan tangannya di pinggangku.

Eh? Apa yang sedang kau lakukan …? Apa yang sedang kau lakukan!!?

Suara napas intim mendekati tubuhku. Itu dimulai dari perutku dan perlahan mendekati wajahku. Napas panas bertiup di dadaku, dan ke tulang selangkaku yang terbuka.

Ah, …! Ah ah…! Rasanya geli, gatal, membuat pusing—

"—Aku belum siap—!"

Aku mencapai batasku.

Dan begitu aku menyadarinya, aku mendorong bahuku ke atas dan menjauh, bangun dengan tersentak.

Aku tidak siap untuk hal itu! Dia mungkin mantanku, tapi kurasa ada aturan tertentu yang harus kami ikuti! Menakutkan membiarkan nafsuku menguasaiku, tapi—!

“—Ah, apa aku membangunkanmu?”

“…… Eh?”

Ada suara seorang gadis di depan mataku.

Dia yang memegang bahuku, yang aku dorong.

Aku menatap wajah di depanku, dan membuka mulutku, tercengang,

“......Higashira-san......?”

"Ya. Maafkan aku karena telah mengganggumu.”

Isana Higashira menyapaku dengan jujur.

 

Mizuto Irido – Syarat agar ikut

 

Aku mengatakan bahwa pulang ke rumah setelah nongkrong dengan Isana, tapi aku tidak mengatakan bahwa Isana dan aku kembali ke rumah kami.

Entah bagaimana, dia kebetulan mampir ke tempatku. Jadi, Isana Higashira berdiri tepat di depanku ketika aku menemukan kucing hitam tidur di tempat tidurku.

Jadi, dengan rasa ingin tahunya yang mengalahkan segalanya, dan tanpa meminta izin, dia secara alami mulai menyodok pahanya dan mendekatkan wajahnya ke dada Yume.

“Yah~ Aku memang berpikir kalau kulit gadis SMA yang bercosplay itu sangat erotis~.”

"Kenapa kau tidak pernah menahan diri dalam situasi seperti ini?"

Aku bahkan tidak bisa bereaksi terhadap apa yang baru saja kulihat karena dia melakukan itu begitu saja tanpa ragu-ragu. Aku memiliki ekspresi datar yang kadang-kadang ditemui dalam novel misteri~ 'berdiri diam dan kau tidak akan diperhatikan'.

"…Jadi?"

Tapi sungguh..

Sungguh gila Isana begitu saja menatap tubuh seseorang tanpa peduli dunia, tapi sama gilanya, jika tidak lebih, dengan seseorang yang tidur di ranjang orang lain di kamar orang lain sambil berpakaian seperti kucing hitam..

“Kenapa kau tidur di kamar ini, Kuroneko-chan?”

“Ku, jangan panggil aku Kuroneko-chan…”

Yume duduk di tempat tidurku dengan gaya kekanak-kanakan, menarik ke bawah ujung rok mininya. Jiii, Isana hanya menatap gerakan itu dengan ekspresi kosong. Dia tidak menunjukkannya di wajahnya, tapi dia tampak sangat terangsang.

“A-Aku ingin mengundangmu ke…”

"Hah? Lalu kenapa kau berdandan begitu?”

“Aku hanya mengikuti arus! Ketua menyuruhku untuk mengundangmu dengan cara ini!”

Ketua? Dia…? Ngomong-ngomong, ketika kami mempresentasikan rencana kami untuk festival budaya, dia bercosplay. Jadi dia suka cosplay?

Jika itu saran dari gadis senior jenius itu, maka tindakan yang sama sekali tidak dapat dijelaskan ini masuk akal…Ya, begitu...

“I-itu…”

Dia diberitahu oleh bosnya, tapi dia sendiri yang mencoba bertanya padaku sambil mengenakan pakaian minim seperti itu — apa yang terjadi? Sejujurnya, aku tidak bisa memahami proses berpikirnya.

Yume menatap wajahku dan berkata,

“…Maukah kau ikut denganku dalam perjalanan ini?”

"……Perjalanan?"

“Ketua merencanakan perjalanan ke Kobe untuk liburan mulai tanggal 21! Kau tahu, tanggal 22 November disebut 'Good Couple Day', ‘kan? Jadi kupikir jika aku membawamu dalam perjalanan ini, kita bisa memberi orang tua kita waktu untuk berduaan…”

Butuh beberapa detik bagiku untuk memahami penjelasan yang sangat jelas itu.

22 November. Hari Pasangan. Omong-omong, aku ingat ada hal seperti itu. Kukira itu adalah tindakan berbakti untuk memberi mereka berdua waktu berduaan sebagai hadiah ..

Tapi…, kalau begitu, tidak bisakah aku menginap saja di tempat Kawanami saat Yume ikut dalam perjalanannya?

Jika Kurenai-senpai yang merencanakan perjalanan ini, maka itu harusnya bersama anggota OSIS, jadi bukankah aku akan jadi penghalang?

Yume menatap wajahku, menunggu jawabanku, dan saat aku melihat ke arahnya, aku terdiam untuk saat ini..

Aku berani mengatakan bahwa alasan kenapa dia mengundangku untuk ikut dengannya ... yah, ada banyak cara mudah untuk menafsirkan itu ....

“Kobe? Ada apa di Kobe? Sapi?”

Sementara kami berdua sangat gugup, Isana menganggukkan kepalanya dengan acuh tak acuh.

Erm, jadi Yume mendongak saat dia memeras ingatannya.

"Ketua bilang dia bisa mendapatkan reservasi hotel di pemandian air panas Arima."

“Pemandian air panas Arima! Aku pernah mendengar tentang itu!”

“Sepertinya ini adalah musim yang tepat untuk pergi dengan daun merah di sana.”

“Heeeeh~. Ngomong-ngomong, di mana Prefektur Kobe itu? Apakah itu jauh?”

“…Kobe bukan prefektur.”

“Itu di Prefektur Hyogo, Higashira-san…”

"Apa? Apakah begitu?"

Sekolah kami adalah sekolah persiapan unggulan. Bumi ke Isana, kau di sana? Kau seorang siswi di sana.

Ketidaktahuan Isana tentang dunia luar bukanlah sesuatu yang baru bagiku, tapi jika dia tidak mempelajari akal sehat, akan sangat memalukan jika dia entah bagaimana harus mempublikasikan karyanya—

"Aku mengerti. Jadi begitu…”

Saat aku bergumam pada diriku sendiri, "Ada apa?" Yume menoleh padaku dan bertanya,

Aku tidak terlalu tertarik dengan perjalanan ke Kobe—tapi ini mungkin ide yang bagus.

“Tentang perjalanannya… aku ada satu syarat.”

“Eh? A-Apa …?”

Aku menunjuk Isana dan berkata,

"Aku akan pergi bersamamu jika kau membawa yang benda ini juga."

“…Eh?”

“… Uehh?”

Yume dan Isana mengerjap bersamaan.

 

Aisa Asou - Bahkan jika aku harus melepaskan kepribadian iblis kecil ini

 

“Selamat datang di rumah, master♪.”

Saat senpai membuka pintu ke ruang OSIS, aku menyambutnya sambil melihat ke atas.

Tinggi Senpai 187cm, setidaknya 20cm lebih tinggi dariku saat dia menatapku, mengerutkan kening curiga. Oya oya, kau bertingkah seperti telah melihat sesuatu yang mencurigakan. Tidak apa-apa untuk jadi sedikit lebih bersemangat, kau tahu?

Aku telah memberi Yumechi cosplay telinga kucing kerajaan, jadi aku memutuskan untuk melakukan permainan melengkung.

Ini adalah cosplay pelayan Cina, kombinasi gaun Cina dan pakaian maid.

Gaya Cina dan kombinasi seragam maid yang lembut itu imut, dan ini adalah kostum favoritku. Agak sulit untuk membuat belahan dada karena dirancang dengan celah di dada, tapi itu harus kulakukan.

Senpai terus mengerutkan kening saat dia tetap diam, dan aku terus menyerang.

“Sekarang sekarang, masuklah, master. Aku akan menyajikan teh untukmu sekarang.”

“…Oi, apakah ini salah satu situasi yang tidak akan berakhir sampai aku menyerah atau apa?”

"Menyerah ... tidak sebelum matahari terbenam, master?"

Tidak, senpai berbalik, menghela nafas, dan duduk di sofa tamu.

Aku berjalan ke rak dekat dinding dan dengan cepat menyiapkan teh. Senpai menatap punggungku sambil mengangkat wajahnya dengan tangannya, sikunya di sandaran.

“Kau tahu, Asou~, aku akan minta maaf karena tidak jadi ketua yang serius, tapi berhentilah bermain-main di ruang OSIS. Ada kode etik di sini, kau tahu. ”

“Aisa tidak main-main, senpai? Aisa sangat serius!”

Ujung rokku berkibar saat aku meletakkan secangkir teh hijau di depan senpai. Saat melakukannya, aku tidak lupa untuk sedikit membungkuk ke depan dan menunjukkan sedikit belahan dadaku. Tapi kata-kata itu khas dari senpai, yang belum aku taklukkan selama setahun dan belum memenangkanku selama setahun. Dia mengambil cangkir teh tanpa menatapku.

Saat senpai menyesap tehnya, aku duduk di sebelahnya. Aku juga dengan lembut menyentuh lututnya, tapi dia tidak mengernyitkan alis. Dia kue yang keras.

Tapi aku tidak akan mundur hari ini. Lagipula, aku punya misi untuk mengajak senpai ikut dalam perjalanan ke Kobe hari ini!

“Ngomong-ngomong, senpai, apakah kau menemukan sesuatu yang menarik akhir-akhir ini?”

“Ah~? Tidak, tidak juga. Orang-orang di kelas sedang dalam mode ujian, dan aku hanya akan jadi penghalang jika aku tetap di sana. Aku sudah menduga itu, tapi tetap saja aku merasa ditinggalkan.”

“Jadi itu sebabnya kau sangat peduli dengan OSIS padahal kau seharusnya sudah pensiun? Bukankah kau cukup takut kesepian, senpai♪?”

"Diam. Aku tidak ingin mendengarnya darimu, Asou.”

“Eh~? Apa yang tidak? Yoo yoo?”

“Sialan…”

Setelah aku terkikik, senpai mendengus kecil. Dia tampak seolah-olah dia benar-benar tidak mau, tapi dia masih mau menemaniku. Itu tidak sepenuhnya efektif, tapi reaksi tidak mau ini adalah sesuatu yang sudah biasa bagiku.

Ini sudah bulan November… tinggal empat bulan lagi dia akan lulus…

Dikurangi masa benas masuk sekolah, sebenarnya lebih pendek.

Semakin aku memikirkan itu, semakin aku menyadari bahwa tidak ada waktu lagi. Senpai hebat dalam mengurus orang, dan pasti akan mendapat banyak teman di perguruan tinggi. Dia akan segera melupakan kouhai lengket yang menyebalkan ini…

…Aku benci itu.

Aku tidak terlalu menyukai senpai… tapi aku benci itu…

Mungkin Suzurin memberiku kesempatan. Atau dia hanya gadis jenius yang mengesampingkan urusannya sendiri sambil mengomeliku seperti seorang ibu-ibu desa, menunjukkan sisi belas kasihannya.

Sekarang aku harus melakukan sesuatu dengan ini.

Mungkin dia bertingkah sombong dan memberiku kesempatan ini—sekarang itu membuatku kesal karena suatu alasan.

Apa pun itu, aku tidak akan membiarkan dia lulus seperti ini.

Karena, yah, aku merasa hanya dia yang menang dan kabur…sekali saja, sekali saja—aku ingin dia melihatku dengan serius.

Aku ingin matanya, yang kurang motivasi, menatapku.

"—Nah, waktu bermain sudah berakhir."

Dalam hal ini, sama untukku.

Tidak ada lelucon, tidak ada godaan, tidak ada gertakan—

Kukira lebih baik untuk berterus terang.

“Senpai, sebenarnya—“

—Aku ingin kau melakukan perjalanan denganku.

Itulah yang ingin kukatakan.

Aku ingin perubahan hati sehingga aku bisa bertanya padanya dengan lugas dan serius.

Tapi—aah—! Aku tidak bisa melakukan itu tiba-tiba! Aku selalu bercanda dengannya! Aku tidak bisa langsung serius!

"Ah? Sebenarnya… apa?”

Senpai mengerutkan kening saat dia menatap wajahku.

“…Eh, sebenarnya… ya, sebenarnya! Aku mendapatkan sesuatu yang bagus di gacha kemarin!”

“Aku sudah tahu tentang itu. Kau mengunggah beberapa gambarnya ke Discord.”

“Ah… y-ya, itu benar. Emm… ah iya! Patch note untuk Apex baru saja keluar, ‘kan? Ayo bermain BR setelah di-update, oke!?”

“Aku tidak keberatan, tapi apakah ada kebutuhan untuk bercosplay sebelum mengatakan itu?”

“Uii…”

A-Apa yang harus kulakukan!? Semakin aku mencoba membodohinya, semakin jauh aku dari apa yang ingin kukatakan—!

Alarm panik di pikiranku mulai meraung, dan senpai menghabiskan tehnya, menghela nafas, dan berkata,

"Ini tentang perjalanan, 'kan?"

“Eh?”

Aku menatapnya dengan heran, dan dia meletakkan cangkir itu di atas meja sebelum berkata.

“Ada serah terima OSIS dan pekerjaan lain dan semacamnya, jadi kurasa dia tidak punya waktu untuk melakukan ini. Kurenai suka melakukan perjalanan, jadi kupikir dia akan segera mengemukakan hal-hal seperti itu…dan selain itu.”

Dia melirik ke samping ke arahku dan tiba-tiba tersenyum,

“Ketika kau menemuiku seperti ini, kemungkinan besar kau mendapatkan beberapa permintaan untuk mengajakku. Yah, Kau mencoba untuk datang dengan beberapa ide cerdas untuk mengundangku, tapi tidak ada gunanya jika kau hanya bertele-tele. Kau tidak memiliki bakat untuk itu, jadi akui saja. ”

Atau, katanya,.

Senpai menunjukkan seringai yang lebih nakal daripada yang tadi kulakukan saat dia menatapku.

“Apakah kau sebegitu takutnya untuk mengajakku ikut dalam perjalanan? Anak baru."

“Tidak…! Apa maksudmu, anak baru!? Aku tidak takut sama sekali!”

Tentu saja aku takut.

Mungkin senpai akan segera pergi.

Mungkin tidak akan ada kesempatan untuk gagal.

Jelas aku akan takut memikirkan itu.

… Tapi tetap saja.

"Aku tidak takut."

Itu sebabnya.

Aku mencondongkan tubuh ke depan sehingga aku bisa meletakkan berat badanku ke tangan yang ada di pangkuan senpai.

Dan dengan sungguh-sungguh,

Aku menatap mata senpai dari dekat.

“Senpai.”

Jangan jadikan aku hanya kenangan masa-masa SMA-mu.

“Aku ingin melakukan perjalanan—bersama denganmu.”

 

Yume Irido - Cara agar dia tidak merasa kesepian

 

“Eh, perjalanan ke Kobe?”

Akatsuki-san segera memindahkan anpan yang akan dia makan saat dia melebarkan matanya.

[TL Note: anpan, roti kacang merah.]

“Ya, Ketua Kurenai mengundangku… jadi aku tidak bisa bermain denganmu selama libur panjang itu. Maaf."

Aku bertepuk tangan, "Begitu ya~" Maki membungkuk sambil meletakkan sikunya di atas meja.

“Yah, kita tidak bisa berbuat apa-apa jika kau sudah punya rencana dengan mereka. Ngomong-ngomong, sepertinya kau akrab dengan anggota OSIS, Irido-san.”

“Kau bisa melakukan perjalanan dengan mereka.”

Nasuka-san menggigit bentonya sendiri dengan kecepatannya sendiri.

“Irido-chan, kau tidak masalah? Kau orang yang pemalu, dan Minami-chan mengkhawatirkanmu~.”

“Eh? Benarkah…? N-Ngomong-ngomong, apa orang mengira aku tipe pemalu~???”

"Kau jelas begitu~?"

"Kau jelas begitu, kau tahu?"

P-Parah…? Lalu kesan yang kucoba lindungi sejak sekolah dimulai…?

"Benarkan, Akki?"

“Eh?…Ah, ya ya! Tepat sekali!"

Akatsuki-san akhirnya menggigit anpannya, mengunyahnya seperti tupai.

“Yah, OSIS benar-benar terlihat kaku, tapi setelah mengobrol dengan mereka selama festival olahraga, mereka sebenarnya ramah~. Aku bahkan bisa bergaul dengan mereka!”

“Itu karena kau sangat ramah, Akki.”

"Ramah, dengan semua orang?"

“Semua gadis, kurasa~”

Eh? Aku tahu dia bertemu Asou-senpai dan Asuhain-san, tapi Ketua Kurenai?

K-Kapan itu terjadi…? Keramahan Akatsuki-san jauh di luar imajinasiku.”

“Aku mengirim beberapa pesan di LINE~. Asuhain-san tidak sering membalas.”

Itu saja sudah cukup baginya untuk mengatakan bahwa dia ‘bisa bergaul dengan mereka'. Itulah beberapa keterampilan sosial yang kuat. Akatsuki-san memakan anpannya dan berkata,

“Aku menantikan oleh-olehmu, Yume-chan! Perjalanan yang direncanakan oleh ketua itu terdengar luar biasa!”

"Ya. Aku akan berusaha untuk tidak melupakannya.”

Ekspresi Akatsuki-san ceria seperti biasanya.

Tapi aku tahu. Akatsuki-san yang periang, bisa berteman dengan siapa saja, dan ponselnya tidak pernah berhenti berdering, sebenarnya lebih takut kesepian dibandingkan dengan orang lain.

…Sekarang aku menyebutkannya, sudah lama sejak aku bergaul dengan Akatsuki-san.

Tentu saja, OSIS penting, tapi Akatsuki-san sama pentingnya, jika tidak lebih.

 

“Sepertinya kalian berhasil mengundang mereka.”

Saat itu sepulang sekolah, dan semua orang berkumpul di ruang OSIS saat Ketua Kurenai menatapku dan Asou-senpai dan berkata.

“Butuh waktu lebih lama dari yang kuharapkan, tapi itu masih bisa diterima. Tidak apa-apa untuk menerima anggota tambahan kali ini, Yume-kun. Lagi pula, sangat menyedihkan jika dia sendirian. ”

"Terima kasih banyak."

Ketua Kurenai langsung menyetujui ikutnya Higashira-san. Namun, Mizuto meminta Higashira-san bergabung dengan kami bukan karena 'dia tidak punya siapa-siapa untuk diajak bicara'.

Sepertinya Higashira-san menggambar ilustrasi dengan serius.

Dia biasa menggambar sampul novel ringan dan ilustrasi sisipan, dan meskipun sebagian besar dari itu adalah karakter, dia mulai mengembangkan latar belakang juga, dan sepertinya dia mencari bahan di internet.

Namun, ada batasan untuk apa yang bisa dia dapat. Dia tidak bisa benar-benar menggambar adegan yang tidak biasa dengan suasana hati dan sulit baginya untuk hanya membayangkan dalam pikirannya. Itu karena Higashira pada dasarnya memiliki hobi di dalam ruangan, dan jarang melakukan perjalanan.

Atau begitulah yang dikatakan Mizuto.

Dan saat itulah undanganku masuk—baru saja, tapi sepertinya perjalanan pemandian air panas mungkin merupakan pemandangan yang tidak biasa, dan Mizuto berpikir itu mungkin inspirasi yang bagus untuk Higashira-san.

…Ada apa dengannya ? Apakah dia editor Higashira-san atau apa?

Yah, tidak apa-apa. Ini tidak seperti ini perjalanan hanya untuk kami berdua! Tapi ngomong-ngomong, rasanya seperti dia berakting memiliki hubungan dengan Higashira-san sepanjang waktu...Apa yang harus kulakukan...?

“Entah bagaimana, rasanya seperti kau sedang sombong.”

Asou-senpai berkata kepada Ketua Kurenai dengan nada protes,

“Apa kau sudah mengundangnya, Suzurin? Joe-kun. Cosplay!"

“Apakah aku harus mengundangnya? Di mana pun aku berada, Joe ada.”

…Itu tidak adil…

Asou-senpai dan aku cemberut bersama. Haba-senpai, yang hadir, berada di latar belakang seperti biasa, serius mengerjakan pekerjaan OSIS.

“Nah, itu membuat kita jadi ber8—”

“Eh? Tunggu sebentar.”

Yang bersuara pada saat itu adalah Asuhain-san, yang sejak tadi bekerja di depan komputer tanpa mempedulikan dunia,

"Delapan orang ... apakah itu kebetulan termasuk aku?"

"Hmm? Tentu saja kau ... apakah kau tidak bisa? ”

“Tidak-tidak…itu-itu acara yang sangat menarik, melakukan perjalanan denganmu, Ketua…”

Setelah dia tergagap, Asuhain-san melirik Haba-senpai, tampak khawatir,

“…Jika itu dengan laki-laki, jujur saja, itu sedikit, yah. Maaf, aku tidak ingin berpartisipasi…”

“Ti~dak~!”

Asou-senpai tiba-tiba menyela dan memeluk Asuhain-san.

“Kau ikut juga, Ranran! Kalau tidak, itu akan membosankan di sana. ”

“… Tidak, senpai. Bahkan jika kau mengatakan itu.”

“Ayo pergi ke pemandian air panas bersama~! Ayo mandi bersama! Biarkan aku melihat payudara itu~!”

“Tolong jangan terlalu jujur tentang nafsumu, oke? Haba-senpai juga ada di sini!”

Seperti yang bisa dilihat, OSIS adalah ruang yang dipenuhi sebagian besar perempuan. Mungkin ada hal-hal yang sulit untuk dibicarakan pria, tapi Haba-senpai tidak pernah terlihat tidak nyaman. Dia memiliki aura veteran perang yang tangguh.

“Selain itu, Suzurin yang membayarnya, tahu!? Kau akan kehilangan itu!? Kau sangat menyukai rencana Suzurin, kan~?”

“T-tapi…kudengar ada anak laki-laki di luar OSIS yang bergabung…”

"Tidak apa-apa! Dia saudara Yumechi. Dia tidak genit! Benar?"

“Eh, agak. Jika dia mencoba mengganggumu, Asuhain-san, aku akan bertanggung jawab penuh.”

Mengingat contoh Higashira-san, aku tidak bisa mengatakan itu sama sekali tidak mungkin. Asuhain-san mungkin memandang Mizuto sebagai saingan untuk siswa terbaik tahun ini—ada kalanya semangat persaingan itu berbalik... semakin aku memikirkannya, semakin aku merasa seperti inilah pertama kali aku memperhatikan Mizuto. Ini menakutkan!

“Kau tahu, Yumechi bilang begitu, ‘kan?”

“Tidak, tapi, dia laki-laki, ‘kan? Melakukan perjalanan dengan seorang anak laki-laki—”

“(—Kau bisa bersama Suzurin sepanjang hari, tahu?)”

Asou-senpai menangkupkan mulutnya di telinga Asuhain-san dan berbisik seperti iblis

“(Kau akan bersamanya sepanjang hari? Kau bisa melihat wajah-wajah mengantuk di pagi hari, atau wajah-wajah lelah di malam hari, kau tahu? Tidak ada orang lain yang bisa melihat mereka, kau tahu?)”

“Uu…Aku tidak punya niat jahat seperti itu—”

“(Apakah kau tidak ingin membasuh punggung Suzurin?)”

“Uuuuu…!”

Asuhain-san mengerang kesakitan seperti orang yang kerasukan setan sedang dimurnikan oleh seorang pengusir setan.

Aku juga mengerti perasaan Asuhain-san terhadap Ketua Kurenai, atau lebih tepatnya, perasaan itu sudah tidak bisa disebut hormat lagi, sampai pada titik menyembahnya. Sebenarnya, keinginan untuk mendekati sesuatu yang dicintai tidak hanya sebatas romansa.

“(Jangan sesali ini~…kau akan ditinggal sendirian selama tiga hari berturut-turut…ah, kau bisa menikmati pemandian air panas bersama Suzurin, jadi…)”

"—Oke oke! Aku mengerti! Aku mengerti! Aku akan ikut, oke!?”

"Hore!"

Kenapa Asou-senpai begitu pandai membangkitkan keinginan orang lain…

“Kalau begitu, kurasa Ran-kun akan ikut dengan kita.”

Ketua Kurenai, yang mungkin telah mendengar bisikan iblis tadi, merangkum tanpa ragu-ragu.

“Sekali lagi, sekarang ada delapan peserta. Lima perempuan dan tiga laki-laki…dan ada sesuatu yang ingin aku diskusikan.”

"""?"""

“Sebenarnya aku memesan kamar untuk enam orang dan empat orang. Jika memungkinkan, akan sempurna jika kita bisa mengundang laki-laki dan perempuan lain—”

Dua orang lagi. Satu anak laki-laki dan satu anak perempuan.

Jika kita ingin menambah anggota saat ini, akan lebih baik jika orang-orang itu dapat dipercaya. Skenario terbaik, seseorang yang akrab dengan ketua dan yang lainnya, dan seseorang yang tidak akan merusak suasana pada pertemuan pertama ...

Dalam pikiranku adalah wajah sahabatku dan teman masa kecilnya.

Keduanya akan cocok dengan kriteria itu.

Jika ada satu masalah—

“…? Ada apa, Irido-san? Maaf, tapi aku tidak bisa membantu di sini.”

Jika ada satu masalah, Asuhain-san sepertinya tidak menyukai pria yang sembrono.

Ah terserah lah.

“Ketua, aku punya ide—”

 

Akatsuki Minami - Atoning Clown

 

Jangan salah paham, hanya saja Yume-chan menyuruhku mengajaknya!

“…………”

Tsundere.

Siapa pun bisa tahu kalau aku tsundere.

“Ahhh~… apa yang harus kulakukan~…?”

Aku memeluk bantal ke dadaku dan berguling-guling di tempat tidurku.

Yume-chan mengundangku ke perjalanan yang diselenggarakan oleh ketua OSIS.

Fakta itu membuatku bahagia. Kupikir aku ditinggalkan olehnya, jadi aku lebih dari bahagia. Aku menjawab ya tanpa berpikir dua kali.

Namun, masalahnya adalah syarat yang diberikan Yume-chan.

—Ada tempat kosong untuk satu lagi di kamar anak laki-laki. Tolong undang Kawanami-kun.

Walaupun melalui telepon, aku tahu..

Yume-chan pasti merencanakan sesuatu saat itu.

Rasanya seperti Yume-chan memiliki pemikiran aneh tentang hubunganku dengan Kawanami! Bukan hubungan seperti itu! Ini aneh dan negatif! Jangan membuat kami marah hanya untuk kepentinganmu sendiri! Akulah yang menyebabkan dia bermasalah sepanjang waktu! Yah, dia imut karena tertarik dengan gosip cinta!.

“… Haa.”

Bagaimana caraku mengajaknya?

Undangan biasa pasti tidak akan berhasil. Entah kenapa, itu karena pria itu terlalu egois—kalau aku mengajaknya dalam perjalanan, dia pasti salah paham dan menyebabkan alergi cintanya kambuh.

Orang itu mendapat ruam dan muntah setiap kali dia melihat bahwa orang lain menyukainya. Aku satu-satunya yang tahu tentang alerginya yang merepotkan itu.

Masalah sebenarnya adalah bahwa bahkan jika orang itu tidak memiliki perasaan seperti itu, semuanya akan berakhir jika dia merasa seperti itu.

…Yah, kalau bukan aku, mungkin tidak akan ada masalah, ‘kan?

Adapun aku—aku dulu memiliki perasaan seperti itu padanya, dan kemudian, rusak.

Sebagai catatan, begitu juga saat aku menunjukkan betapa patah hatinya aku seperti orang idiot.

Karena itu sepertinya mungkin. Sepertinya ada kesempatan.

Tentu saja, bagaimana dari sudut pandangnya?

“Apa yang harus kulakukan~?”

Akan menyenangkan jika ada seseorang yang akan memecahkan masalahku saat aku berguling-guling seperti ini.

Tidak ada waktu untuk ragu. Tolong undang dia hari ini jika bisa, itulah yang Yume-chan katakan padaku.

Tapi katakanlah, jika seorang gadis mengajak seorang pria dalam perjalanan, bukankah itu biasanya terasa seperti ada motif tersembunyi? Dan itu ke pemandian air panas, ‘kan? Bagaimana cara Yume-chan mengundang Irido-kun?

Apakah aku terlalu banyak berpikir? Ngomong-ngomong, bukan hanya kami berdua, Ada Irido–kun, Higashira-san dan yang lainnya, beberapa anggota yang akrab. Aku mungkin orang yang terlihat seperti memiliki motif tersembunyi jika aku mengajaknya dengan sok—

—Droo.

Ponselku berdering, dan aku mengangkatnya secara naluriah.

"Apakah kau sudah makan?"

Aku membeku.

Itu Kawanami.

"Jika kau belum makan, ayo pergi ke restoran keluarga."

Aku diam sejenak, tapi pesannya ditandai sebagai 'terbaca'. Aku harus segera membalas, dan tentu saja agar dia tidak curiga.

“Itu lagi~? Apakah kau tidak muak dengan itu? “

"Aku akan mempertimbangkannya jika kau memasak makanan rumahan untukku."

Serius, orang ini? Bahkan dengan alergi itu, dia masih mengatakan hal seperti itu?

Baiklah, mari kita bertarung. Aku mengetik pesan serangan balikku.

“Aku tidak peduli jika kau sakit perut♪.”

"Ah, benarkah?"

Dia kemudian menambahkan emoji 'muntah', dan aku cemberut. Aku bisa bertindak seperti gadis yang baik dengan mudah jika aku mau.

Ngomong-ngomong, orang ini mampu membuat lelucon kecil seperti itu? Nah, jika dia tidak bisa, dia akan bermasalah dalam kehidupan sehari-hari.

“…… Ah, ya.”

Mari kita memperlakukan ini sebagai lelucon.

 

“Hei~♪.”

“Oh—…… oh?”

Kawanami menemuiku di pintu masuk gedung apartemen kami, dan dia berbalik, hanya untuk terlihat seperti dia melihat binatang eksotis.

Pada titik ini, aku benar-benar berubah.

Aku mengenakan blus yang sangat berenda dengan rok yang jarang kupakai. Rambutku tergerai bukannya di kuncir kuda. Aku mengenakan sepatu bundar yang menunjukkan kekuatan femininku secara maksimal. Nah, dari ujung rambut sampai ujung kaki, aku adalah kumpulan 'kekuatan gadis' yang tidak takut kupamerkan.

Kawanami membeku sesaat, dan dengan hati-hati bertanya,

"Apakah kau ... sakit pecundang ...?"

“Apakah ini cocok untukku?”

Aku mengabaikannya dan mendekatinya sambil memberinya tatapan kosong..

"Apakah. Ini. Cocok. Untukku?"

“Ya… itu terlihat bagus untukmu. Mengingat tinggi badanmu, pakaian yang disukai lolicon mungkin cocok untukmu.”

“Fufufufufu.”

Aku membunuhmu~?

Aku bercosplay menjadi 'siswi baru yang polos yang ingin dibawa pulang dari pesta penyambutan', tahu~?

Tanpa menunjukkan niat membunuh yang ditekan, aku melompat dengan manis saat melewati sisi Kawanami.

“Kalau begitu, ayo pergi~”

“Kau terus begitu!? Lagi pula, kenapa kau memanjangkan akhir kata-katamu? Itu terlalu tidak cocok untukmu!”

“(Perasaan itu penting. Benar?)”

“Jangan berbisik!”

Aku memastikan untuk tidak membungkuk sambil menjaga jarak di mana kami bisa merasakan kehangatan satu sama lain, dan pergi ke restoran keluarga bersama.

Baik.

Dia tidak akan menganggapku serius jika aku tetap dalam mode ini. Seharusnya lebih mudah bagiku untuk membicarakan perjalanan itu. Aku jenius!

Kami memasuki restoran keluarga yang biasanya kami kunjungi, dan diantara ke tempat duduk oleh seorang staf. Aku secara alami duduk di sebelah dinding, "hmm" dan mengangguk sambil mengambil menu di tanganku.

“Ayo pesan ayam panggang yang empuk dengan keju.”

“Bukan itu yang akan dimakan oleh seorang gadis yang berpakaian seperti itu.”

“Ehh~? Keju tidak imut~”

“Kau pikir bahwa mengatakan 'imut' membuatmu imut sekarang, ‘kan~? “

Tertangkap basah.

Yah, tidak apa-apa selama dia hanya tahu sedikit. Kawanami memesan steak burger dan nasi sementara aku memainkan ponselku.

Aku terus menelusuri pesan yang belum dibaca sambil membalas obrolan grup. Menurut Yume-chan, ini adalah 'keajaiban' aku bisa berbicara dengan banyak orang seperti aku, tapi itu hanya rutinitas bagiku. Sebenarnya, bagiku, aku akan merasa gelisah jika tidak ada yang perlu dibicarakan, dan itu wajar untuk mengangkat ponsel dan mengobrol.

Kawanami duduk di depanku, sama sepertiku, dia menyeruput minuman dingin dan men-scroll ponselnya. Dia dulu memiliki kepribadian yang benar-benar berbeda saat SD. Pengaruh lingkungan sangat kuat.

Setiap kali aku bersama Yume-chan dan yang lainnya, aku tidak akan berhenti berbicara bahkan ketika aku sedang memainkannya ponselku. Aku tidak ingin menyia-nyiakan satu detik pun.

Tapi dengan dia , ada lebih banyak keheningan, dan kami tidak akan merasa canggung. Ini masalah fakta bagi kami.

Ini seperti pasangan yang akan putus … atau sebuah keluarga.

Tiba-tiba terpikir olehku. Jika kami ingin melakukan apa yang kami inginkan, kenapa kita perlu makan bersama? Kami tidak perlu saling menghubungi, dan tidak perlu menunggu. Tidak bisakah kami pergi ke restoran sendirian? Jadi kenapa kita duduk di meja yang sama secara alami?

Alasan lama adalah karena kami bertetangga.

Dan alasan setelah itu adalah karena kami adalah sepasang kekasih.

Dan sekarang?

Hubungan kami sebagai teman masa kecil berakhir dengan perpisahan kami. Kami adalah mantan teman masa kecil dan mantan kekasih…dengan kata lain, hubungan kami sebelumnya hanyalah sisa.

Sama seperti cangkang jangkrik yang bertebaran di musim gugur, hubungan kami kosong.

Analoginya mungkin berlebihan, pikirku.

Ngomong-ngomong, kapan cangkang jangkrik akan hilang?

Ini sudah bulan November—

"Aku harus segera mengeluarkan pakaian musim dinginku."

Kawanami berkata pada dirinya sendiri sambil melihat ponselnya.

“Di luar sangat dingin. Aku ingin mandi. ”

Masa lalu tidak akan bertahan selamanya.

Hanya akan ada bekas luka yang tertinggal. Bekas luka yang kutinggalkan padanya.

Aku tidak memiliki wajah tebal untuk senang tentang itu lagi.

Semua kegembiraan yang kurang ajar yang dulu kumiliki sudah lama hilang.

Sebenarnya, aku tidak ingin kembali seperti dulu, atau ingin maju.

Aku hanya ingin menebus itu—jadi kupikir

"—Ngomong-ngomong."

Aku tidak tahu bagaimana melakukannya.

Tapi hanya berlama-lama diam di tempat pasti tidak bagus.

"Apakah kau ingin pergi ke Pemandian Air Panas denganku?"

Kawanami menatap wajahku dan menyeringai sinis.

Ya.

Aku bisa terus bermain menjadi badut hanya untuk tujuan itu.

 

Yume Irido - Pertanyaan diri

 

“Yume-chan! Tentang itu, kami sudah sepakat!”

Akatsuki-san melaporkan itu kepadaku di sekolah, dan aku bertepuk tangan dengan gembira.

“Kau sudah mengajaknya! Seperti yang diharapkan darimu, Akatsuki-san, kau cepat!”

“Itu hanya mengajaknya, aku tidak butuh banyak waktu~”

“…………”

Tepat sekali.

Tidak perlu banyak waktu, atau cosplay.

"Tapi itu kelompok yang cukup besar, bukan?"

Akatsuki-san melipat jarinya saat dia berkata,

“Total dari kita ada sepuluh, kan? Terasa seperti perjalanan sekolah.”

"Ya. Ketua mengatakan bahwa sulit bagi kita semua untuk jalan-jalan bersama, jadi kita akan berpisah begitu kita sampai di sana… Apakah aku perlu memberi kalian waktu berduaan?”

"Itu kalimatku!"

Aku mengatakan itu sambil berniat menggodanya, “Tapi,” Akatsuki-san melirik ke samping saat dia menjawab,

“Jika memungkinkan—tolong lakukan itu.”

Dia sedang melihat Kawanami-kun, yang sedang berbicara dengan Mizuto.

Aku tiba-tiba menyadari.

“B-benarkah?”

"Ya."

Senyum di wajah Akatsuki-san terlihat agak dewasa.

"Aku mungkin—akan jadi sedikit serius kali ini."

Aku tidak bertanya langsung padanya kali ini.

Mungkin Akatsuki-san tidak memikirkan itu sama sekali.

Tapi aku secara alami memikirkannya.

—Bisakah aku menghadapi itu dengan serius?

Tanpa sadar, aku menyentuh bibirku.

Mengingat kejadian di kuil yang sepi, dengan kembang api menyinari kami, bibir kami bersentuhan saat aku bertindak dengan tekad.

Bisakah aku jadi serius juga?

Dan jika aku serius—seberapa jauh aku bisa melangkah?


Translator: Janaka

2 Comments

Previous Post Next Post

Post Ads 1

Post Ads 2