OmiAi - Chapter 144 Bahasa Indonesia


 Bab 144 – Konsultasi Paruh Waktu Arisa (Edisi Tunangan yang dapat diandalkan)


 “Yuzuru-san… aku ingin mencoba… bekerja paruh waktu.” 

"…Bekerja paruh waktu?" 

Yuzuru tanpa sadar memiringkan kepalanya pada kata-kata tiba-tiba Arisa. 

Aku ingin mencoba bekerja paruh waktu.

Dan jika dicerma apa adanya, itu berarti dia ingin mencoba 'bekerja paruh waktu'… Sebenarnya, itu bisa diartikan dalam dua cara. 

“Itu berarti kamu butuh uang? Atau kamu ingin mencoba bekerja…?” 

Dalam kasus Yuzuru, yang terakhir lebih kuat. 

…Dia tidak pernah memiliki pengalaman di mana dia benar-benar berjuang mendapatkan uang, dan sebelumnya juga tidak pernah.

"Um, benar... Aku ingin belajar dari Yuzuru-san … jadi aku mau mencoba bekerja.” 

“Mm…” 

“Apa aku tidak bisa..?” 

“Tidak, bukan karena kamu tidak bisa…” 

Yuzuru melipat tangannya dan berpikir sejenak sebelum menjawab. 

“Ini bukan cara yang baik untuk mengatakannya, tapi… ini hanya pekerjaan paruh waktu. Tidak banyak yang bisa kamu pelajari dari itu… Kamu akan belajar cepat atau lambat ketika kamu terjun ke dunia dewasa, dan belum terlambat untuk memulai itu begitu kamu menjadi mahasiswa.” 

Fokus utama seorang mahasiswa hanyalah akademis. 

Di sekolah SMA, siswa harus fokus pada studi mereka, terutama belajar untuk ujian dan kegiatan klub. 

"Tapi kamu bekerja, ‘kan, Yuzuru-san?" 

“Itu hanya untuk bersenang-senang.” 

Orang tua Yuzuru memiliki lebih dari cukup uang untuk membayar sewa apartemen, utilitas, dan biaya hiburan… 

Di tempat pertama, Yuzuru bisa pergi ke sekolah dari rumah orang tuanya. 

Alasan kenapa Yuzuru bekerja paruh waktu dan hidup sendiri, sederhananya, untuk bersenang-senang. 

Yuzuru sendiri sangat menyadari fakta itu. 

Adapun Arisa di sisi lain ... 

“Um… sejujurnya, aku butuh uang, atau lebih tepatnya, aku ingin membeli sesuatu.” 

Akhirnya, dia mengungkapkan niatnya yang sebenarnya daripada berpura-pura. 

Kemudian Yuzuru tiba-tiba teringat sistem keuangan di rumah Arisa. 

Rumah Arisa menggunakan sistem keuangan berdasarkan tujuan. 

Artinya, alih-alih menerima jumlah tetap per bulan, mereka menerima jumlah yang mereka butuhkan ketika mereka menginginkan sesuatu… 

Bagi seorang anak yang pandai memohon, rasanya seperti memiliki uang jajan yang tidak terbatas. ...Mempertimbangkan posisi dan kepribadian Arisa, sistemnya begitu membuat dia hanya bisa membeli kebutuhan pokok. 

Bukannya dia berada dalam posisi yang tidak menguntungkan sekarang seperti dulu … 

Tapi mungkin masih sulit untuk mengatakannya. 

Atau mungkin… 

(...Dia ingin membeli sesuatu yang tidak bisa dia katakan secara langsung?) 

Misalnya, akan sulit untuk memberi tahu orang tuamu kalau kamu ingin membeli sesuatu seperti buku dewasa. 

Tidak mungkin Arisa ingin membeli barang seperti itu – meskipun Yuzuru ingin mengatakan itu, dia tahu bahwa Arisa jauh dari sempurna. 

Tidak mengherankan jika dia ingin membeli satu atau dua barang yang agak aneh. 

"Ngomong-ngomong, barang apa yang ingin kamu beli?" 

Yuzuru bertanya dengan rasa ingin tahu… 

Arisa menggelengkan kepalanya dari sisi ke sisi, tampak bingung karena suatu alasan. 

"Tidak, tidak! Um… Itu bukan barang yang istimewa, tidak, maksudku, tapi… yah, um… itu rahasia untuk Yuzuru-san!” 

"…Aku mengerti. Yah, aku tidak akan bertanya lebih lanjut lagi.” 

Ketika dia merespon dengan panik, Yuzuru menjadi sedikit penasaran. 

(…Apakah itu pakaian dalam yang sangat erotis?) 

Yuzuru membayangkan Arisa mengenakan pakaian dalam yang sangat erotis… dan buru-buru menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan fantasinya. 

Itu bukan lagi bayangan, tapi keinginan. 

Pertama-tama, membeli pakaian dalam erotis tidak memerlukan pekerjaan paruh waktu. 

Yang harus dia lakukan hanyalah meminta uang dari orang tuanya sebagai 'biaya pakaian'. 

(Yah... hadiah ulang tahun untukku, atau hadiah Natal... atau semacamnya?) 

Setelah membuat prediksi seperti itu, Yuzuru bertanya. 

“Jadi, pekerjaan paruh waktumu, kamu ingin aku mencarikannya untukmu…?” 

"Ya. Jika itu tidak merepotkanmu…” 

Begitu ya, Yuzuru mengangguk. 

Sejujurnya, pekerjaan paruh waktu Yuzuru pada dasarnya adalah hasil dari koneksi orang tuanya… dan itu bukan masalah yang bisa Yuzuru tangani sendiri. 

Siswa SMA juga dibatasi shiftnya karena masalah hukum, yang akan menambah beban atasan. 

Tapi… 

“U-Um… Jika itu sulit, tidak apa-apa, kok? Aku akan mencari sendiri…” 

Yuzuru menatap Arisa. 

Dia memiliki rambut kuning muda yang indah dan mata giok. 

Kulitnya seputih porselen putih, bibirnya seksi, bulu matanya panjang, dan wajahnya cantik. 

Lengan dan kakinya panjang dan ramping, dan payudara serta pinggulnya besar dan penuh. 

…Dia adalah tunangan yang menarik dalam segala hal. 

Apakah tidak apa-apa untuk melemparkan tunangan imut seperti itu ke dalam pekerjaan paruh waktu di mana Yuzuru tidak bisa melihatnya? 

Tidak, itu tidak boleh. 

Ada banyak orang jahat di dunia ini. 

Seorang gadis cantik seperti Arisa, bahkan jika dia tidak melakukan kesalahan apapun, dia akan didekati oleh serangga jahat. 

Jika itu terjadi dan Arisa terluka… Yuzuru tidak akan bisa memanfaatkan dirinya bahkan jika dia menyesalinya. 

Jika memungkinkan, dia ingin membuatnya tetap dalam jangkauannya. 

"... Arisa!" 

“Kya~! A-Ada apa?” 

Yuzuru membuka tangannya lebar-lebar dan memeluk Arisa. 

Di sisi lain, mata Arisa melesat dengan bingung ketika dia tiba-tiba dipeluk. 

“Dari pekerjaan paruh waktu yang aku lakukan… Aku mungkin bisa mengenalkanmu dengan pekerjaan paruh waktu di restoranku. Aku diberitahu kalau mereka kekurangan staf dapur sekarang… Jika tidak apa-apa.” 

"Benarkah!? Aku sangat menghargainya." 

Arisa memekik bahagia mendengar kata-kata Yuzuru. 

Namun, dia memeluknya lebih erat. 

"… Tapi aku punya permintaan." 

"…Permintaan?" 

Yuzuru melepaskan tubuhnya sedikit dan menatap wajah Arisa. 

Sementara itu, ketika Yuzuru menatapnya, Arisa sedikit tersipu dan membuang muka, terlihat sedikit malu. 

“A-Apa…?” 

Arisa bertanya, matanya basah dan bibirnya yang mengilap bergetar. 

Tenggorokannya yang putih bergerak sedikit tegang. 

"Jangan mencari pekerjaan paruh waktu di tempat yang tidak aku tahu." 

“…Eh?” 

“Seperti yang aku katakan, jangan pernah mencari pekerjaan paruh waktu sendiri tanpa sepengetahuanku.” 

Arisa tampak tercengang pada permintaan tak terduga Yuzuru. 

Yuzuru terus menuntut lebih dari Arisa. 

“Dan kamu harus di shift yang sama denganku sebanyak mungkin. Ingat itu.”

“U-Um… Y-Ya, aku mengerti…”

Arisa mengagguk kecil.

Lalu dia bertanya pada Yuzuru. 

“Um… mungkin, apakah itu… karena kamu mengkhawatirkanku?” 

"…Benar. Dan juga…” 

"Juga…?" 

Arisa bertanya kembali. 

Yuzuru memikirkannya sebentar sebelum menjawab. 

“Posesif, kurasa…?” 

“P-Posesif…” 

“Aku tidak ingin kamu berbicara dengan seseorang yang tidak kukenal, di suatu tempat yang tidak kukenal… Kamu adalah tunanganku, satu-satunya, tunanganku.” 

Kata-kata Yuzuru menyebabkan pipi Arisa menjadi merah padam. 

Arisa, yang diwarnai merah terang sampai ke telinganya, memalingkan wajahnya karena malu dan kemudian mengangguk kecil. 

“Y-Ya… aku mengerti. Aku… tunangan Yuzuru-san, dan satu-satunya tunangan Yuzuru-san.” 

Kemudian Arisa menatap wajah Yuzuru. 

Dia menatap Yuzuru... dengan ekspresi agak iri. 

“…Ada apa, Arisa?” 

“T-Tidak… tidak apa-apa…” 

Agak lega, tapi juga kecewa, Arisa membuang muka. 

Menanggapi Arisa seperti itu, Yuzuru… 

"Ah…" 

Dia menempelkan bibirnya. 

Bibir mereka saling tumpang tindih. 

"Apakah ini yang kamu inginkan?" 

"Aku tidak tahu..." 

Arisa menggembungkan pipinya dengan cara yang agak cemberut. 


Translator: Exxod

Editor: Janaka


4 Comments

  1. Tutor jadi yuzuru
    -kaya
    -goodloking
    -goodloking
    -ngapain masih baca jing elo goodloking aj enggk

    ReplyDelete
Previous Post Next Post

Post Ads 1

Post Ads 2